Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemenangan Paripurna (1)

9 Juli 2016   20:06 Diperbarui: 9 Juli 2016   20:23 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

9. Nyata membasuh kedua telinga untuk menghilangkan pengotor nyata, ghaib diniatkan dalam hati akan memelihara kesucian telinga. Dengan tidak digunakan untuk mencuri dengar perkataan orang lain dan atau mendengarkan kata - kata yang tidak baik. Tetapi sebaliknya telinga akan dipergunakan untuk mendengarkan jerit tangis si miskin, yang selama ini belum pernah memperoleh keberuntungan.

10. Nyata membasuh kedua kaki untuk menghilangkan pengotor nyata, ghaib diniatkan dalam hati akan memelihara kesucian diri. Dengan tidak untuk melangkah, menuju perbuatan yang merugikan diri sendiri dan atau orang lain.

Apa - apa  yang telah diniatkan atau dijanjikan baik yang  terucap atau dalam hati, hendaklah diwujud - nyatakan atau diamalkan dalam keseharian kita, dilandasi rasa iklas dan sabar. Misal. Saat mau pergi meninggalkan rumah katanya sudah berwudhu, tetapi tangan masih terasa gatal, kalau melihat milik orang lain. Mulut masih terasa gatal, kalau tidak membicarakan aib orang lain, mengumpat orang lain, mencela orang lain, menilai orang lain, menyalahkan orang lain, dan seterusnya. Ini perbuatan yang sia-sia.                                        

Penting untuk diingat, sesungguhnya apa – apa yang diniatkan atau dijanjikan tadi  adalah perang suci atau jihad. Amat berat menghadapinya. Karena apa – apa yang diniatkan atau dijanjikan tadi, tidak lain adalah sesuatu yang amat tidak disukai iblis.

Surat Al Hijr ayat 39. Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan maksiat ) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.

Tinggal kuat siapa, kuat kita sebagai manusia atau iblisnya. Hanya sayangnya  sudah menjadi kebiasaan, bila ada hal baru seperti ini dan lebih – lebih yang menyampaikan orang kebanyakan seperti saya ini, pasti langsung dibantah dan dicemooh. Silahkan saja, toh Allah ora sare (tidak tidur).     

Surat Al Kahfi ayat 54. Dan sesungguhnya Kami  telah  mengulang  -  ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam - macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.

Dengan mengedepankan bisa merasa, kejujuran dan menurunkan gengsi, mari kita kaji hal - hal berikut. Suatu kejadian ringan misal buang angin, wajib mengulang kembali berwudhu, sesuai dengan tata cara berwudhu sebelum sembahyang bukan?

Mari dinalar. Logikanya kalau hanya sekedar membersihkan pengotor nyata yang melekat pada organ tubuh, dan yang dibasuh sesuai tata cara berwudhu, hal ini tentunya tidak logis. Karena justru organ tubuh tempat lewatnya angin, malah tidak dibasuh.

Bila setelah berwudhu kemudian terkantuk sejenak sebelum  sembahyang,  hukumnya wajib mengulang wudhu. Apakah dengan tertidur sejenak,  lalu  secara spontan  banyak kotoran bertumpuk di organ – organ tubuh yang harus dibasuh layaknya tata cara berwudhu? Tidak.

Mengulang berwudhu, hakekatnya mengingatkan kembali terhadap niat atau janji kita. Jadi perbuatan apapun yang telah kita niatkan atau kita janjikan, untuk mencapainya harus diraih dengan perbuatan nyata dan pikiran terfokus, insya - Allah, Allah mengabulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun