Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Napak Tilas 3 Nabi (2)

30 Juni 2016   07:20 Diperbarui: 30 Juni 2016   08:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya mengucap syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci, karena atas izin-Nya kami berdua telah diluluskan. Dan gugurlah 1 niat lagi dalam menunaikan Rukun Islam ke 5, yaitu napak tilas Nabi Ibrahim,As. dan keturunannya. Walau hanya dengan mengusap dan sembahyang sunah di petilasannya.

Napak Tilas Nabi Muhammad, SAW. Sudah tentu akan berbeda dengan napak tilas Nabi Musa dan Nabi Ibrahim. Apa bedanya? Kalau napak tilas Nabi Musa dan Nabi Ibrahim, dengan mengunjungi tempat diterimanya wahyu dan petilasan sebagai kiblat orang Islam, kiranya sekali selama hayat di kandung badan sudah cukup.

Tetapi untuk napak tilas Nabi Muhammad, tentunya saya harus mengikuti tuntunan Beliau sampai akhir hayat dikandung badan. Dengan cara mengamalkan makna batiniyah Al Qur’an kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata sehari-hari, dan juga menyampaikan makna batiniyah Al Qur’an kepada masyarakat, insya-Allah.

Diantaranya melalui media kompasiana ini, juga tulisan berupa buku yang saya berikan secara cuma-cuma kepada siapapun, dan melalui lesan atau tutur kata atau ceramah bila saya sedang bersilaturahmi kepada siapapun, baik perorangan maupun berkelompok.

Mengapa ini saya lakukan, karena sesungguhnya Allah mengutus kepada semua umat manusia ( semua manusia = utusan Allah), sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Sebagaimana difirmankan dalam  surat Saba’ ayat 28. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Memangnya kita ini sama dengan beliau Muhammad? Benar kita memang sama dengan beliau Muhammad. Sama-sama sebagai manusia, sama-sama sebagai khalifah dan sama - sama sebagai utusan Allah dimuka bumi. 

Coba selain surat Saba’ ayat 28, kita simak juga surat Al Baqarah ayat 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 

Hanya bedanya beliau Muhammad diangkat sebagai Nabi, sehingga mempunyai kewenangan menjadi saksi sedangkan manusia lainnya tidak. Sebagai difirmankan dalam surat Al Fath ayat 8. Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi,pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun