Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Napak Tilas 3 Nabi (2)

30 Juni 2016   07:20 Diperbarui: 30 Juni 2016   08:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penggalan terakhir, sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dari penggalan ayat ini, kiranya dapat kita ketahui kalau sesungguhnya keberadaan api tadi, ada di lembah Thuwa namanya.

Hal itupun ditegaskan lagi kepada Nabi Muhammad, SAW. sebagaimana difirmankan dalam surat An Naazi’aat ayat 15. Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. Dan surat An Naazi’aat ayat 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;

Sangat jelas bukan, bahwa lembah dimana api berada tadi namanya lembah Thuwa. Hanya karena di lembah tersebut Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. akan menyampaikan wahyu secara langsung kepada Nabi Musa,As, maka dalam firmanpun lembah tersebut dinyatakan sebagai lembah Suci. Dan selanjutnya oleh masyarakat, Mekah dikenal sebagai tanah suci.  

Kalau lembah suci dimana Nabi Musa, As. menerima wahyu, sama dengan lembah dimana terdapat Ka’bah atau di tempat lain di Mekah, insya-Allah satu niat saya sudah tercapai karena saya telah menginjakkan kaki di Mekah. Dengan kata lain, saya sudah menggugurkan 1 dari niat napak tilas 3 Nabi. Ini kalau ditinjau dari pisik atau makna lahiriyahnya.

Makna batiniyahnya. Hanya orang yang suci diri, jiwa dan hatinyalah, yang bakal mendapat perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Kalau diri, jiwa dan hati kita suci adanya, insya-Allah tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita akan selalu baik, dimanapun kita berada.

Sebaliknya meski orang tadi berada diatas tanah yang dilapis emas kuning / putih sekalipun, tingkah laku, perbuatan dan tutur katanya akan selalu buruk bila diri, jiwa dan hatinya kotor ( tidak suci ). 

Napak Tilas Nabi Ibrahim,As. Mari kita awali dengan mengaji surat Ibrahim ayat 37. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Ka’bah sebagai petilasan Nabi Ibrahim,As. dan keturunannya, kasat mata memang posisinya lebih rendah ( di lembah ) bila dibanding dengan tanah disekitar masjid. Masalahnya adalah, apakah lembah dimana Ka’bah berdiri, sama dengan lembah suci yang dimaksud saat Nabi Musa,As. menerima wahyu? Maha Suci Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui.

Dengan melalui ujian pisik tentunya, saat kami berdua melaksanakan tawaf dapat mendekat kesalah satu dinding Ka’bah dengan leluasanya dan bahkan mengusap-usap dinding Ka’bah sambil bergeser sekitar 2 meter tanpa ada orang lain. Yang konon ceritanya, didirikan oleh Nabi Ibrahim,As. dan keturunannya.

Setelah tawaf 7 x keliling Ka’bah, saya menoleh kekanan mencari celah untuk menepi. Tahu – tahu seseorang dibelakang saya merentangkan tangan kanannya, seolah – olah memberi isyarat agar orang – orang dibelakangnya memperlambat jalannya untuk memberi jalan saya dan istri menepi. Saat itu saya tersenyum dan menganggukkan kepala kepada beliau, hingga akhirnya kami dapat menepi dengan lancar.

Begitu sampai di tepi mau melaksanakan sembahyang sunah di Hijr Ismail, alhamdulillah didekat kami ada orang yang telah selesai sembahyang sunahnya. Tempat digantikan istri, begitu istri memulai eeeee orang disebelahnya juga selesai sembahyang sunahnya, akhirnya kami sembahyang sunah di Hijr Ismail hampir bersamaan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun