Membangun Pondasi Diri. Sudah seharusnya bila sabda Nabi “kenalilah dirimu niscaya mengenal Tuhanmu”, kita kaji makna batiniyahnya, lalu kita posisikan sebagai tuntunan dan dilaksanakan untuk menemu-kenali siapa sejatinya diri manusia itu ( SIAPA AKU ).
Bila kalimat tadi diubah menjadi kalimat tanya, “mungkinkah mengenal Tuhan, sebelum mengenal diri sendiri”? Jawabannya tidak mungkin! Karena itu untuk meningkatkan kadar ketaqwaan kita, mari berupaya mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Sebagai pondasi, dalam membangun manusia berakhlak mulia dan berbudi luhur. Insya-Allah dapat ditemukan, siapa sejatinya diri kita.
Nabi Adam, As. adalah manusia pertama ciptaan Tuhan. Diciptakan dari segumpal tanah. Di bentuk menjadi bentukan yang paling sempurna, diantara mahluk ciptaan Tuhan. Kemudian ditiupkan Ruh-Allah kedalamnya”. Dari untaian kalimat tadi, dapat disimpulkan bahwa manusia terdiri dari dua unsur besar yaitu : Pertama, unsur yang dapat dilihat oleh mata(nyata). Kedua, unsur yang tidak dapat dilihat oleh mata (ghaib). Jadi kalau kita mengaku sebagai manusia, hendaklah dapat mencerminkan kedua unsur tadi dalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita, sehari - hari.
Benarkah manusia terdiri 2 unsur? Pertama mari kita uji kebenaran adanya unsur nyata. Ada orang berjalan kaki di jalan raya yang padat lalu lintasnya, kemudian kita bertanya kepada seseorang. Yang berjalan di jalan raya itu apa? Pasti dijawab orang ( manusia ).
Karena lengah atau pengemudi kebut - kebutan, orang tersebut tertabrak kendaraan dan meninggal. Lalu kita tanyakan kepada orang tadi, yang dikerumuni orang di tengah jalan itu apa? Pasti dijawab, mayat pejalan kaki. Disebut mayat karena hanya tinggal satu unsurnya saja yang ada, yaitu badan wadagnya. Sedangkan unsur ghaibnya, sudah tidak ada dan kembali ke Sang Maha Pencipta. Jadi bukan manusia lagi namanya, bila hanya ada satu unsur pembentuknya.
Kedua bagaimana kalau manusia dihilangkan unsur lahiriyah / badan wadagnya? Sebagai umat beragama (apapun agamanya), mempercayai adanya makhluk lain ciptaan Tuhan. Malaikat, jin, setan, iblis, dan lain-lain sebutan yang digunakan orang, yang kesemuanya itu ada, tetapi tidak kelihatan. Jadi bukan manusia namanya, bila tidak ada badan wadagnya.
Ghaib manusia berupa Ruh-Allah, langsung berasal dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Karena itu manusia memiliki sifat Yang Maha Suci, benarkah?
Mari kita tanyakan kepada diri sendiri, apakah manusia mempunyai sifat pengasih? Tentu akan dijawab punya. Dan kita tahu pengasih itu sifat Allah Swt. Tuhan Maha Pengasih ( Ar Rohman).
Selanjutnya mari kita tanyakan, apakah manusia mempunyai sifat penyayang? Tentu akan dijawab punya. Kitapun tahu penyayang itu sifat Allah Swt. Tuhan Maha Penyayang ( Ar Rohim ).
Ar Rohman dan Ar Rohim merupakan nama - nama Allh Swt., silahkan anda buka asmaul husna. Dari uraian tersebut, silahkan disimpulkan sendiri SIAPA AKU sesungguhnya?
Untuk membantu menyimpulkan, mari kita baca surat Al Hadiid ayat 4 berikut. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Dia bersama kamu dimana saja kamu berada.Kalau sudah tahu siapa sejatinya manusia atau SIAPA AKU sesungguhnya, hendaklah kita dapat mencerminkan sifat - sifatAllah Swt,dalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata dalam keseharian kita.
Dapat dibayangkan seandainya Bismillahirrohmanirrohim tidak hanya sampai diucapan saja, tetapi diwujud – nyatakan dalam keseharian kita. Oh betapa nikmat dan damainya, Negara yang sama - sama kita cintai ini.
Karena tingkah laku, perbuatan dan tutur kata sehari - hari setiap warganya; Disinari sifat pengasih dan sifat penyayang satu sama lain. Apapun status, suku bangsa, warna kulit, bahasa dan agamanya.
Selanajutnya mari kita simak Surat Al Anaam ayat 112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap – tiap nabi itu musuh, yaitu setan – setan ( dari jenis ) manusia dan ( dari jenis ) jin, sebagian mereka membisikkan Kepada sebagian yang lain perkataan – perkataan yang indah – indah untuk menipu ( manusia ). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada – adakan.
Bagaimana? Mudah – mudahan kita menyadari bahwa semua sifat jelek dan jahat manusia itu berasal dari bisikan iblis. Baik iblis yang berasal dari jenis manusia, atau yang berasal dari jenis jin. Dan yang harus kita perangi atau jihad ( akan diuraikan kemudian ), agar sifat tersebut tidak bersemayam di dalam diri manusia. Sehingga yang ada hanyalah pancaran Nur-Illahi dalam dirinya, dan inilah wujud manusia sejati atau inilah wujud AKU yang sejati.
Kalau sudah tahu siapa AKU sesungguhnya, mari kita jaga kemurniannya dengan tidak melakukan korupsi, peminta-minta ( apapun yang diminta ), dan tidak melakukan perbuatan tercela lainnya. Karena Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H