Mohon tunggu...
SEPRIYANI MALAU
SEPRIYANI MALAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, ga banyak hal baik tentang aku. aku suka malam, suka alam, suka ngopi , suka musik, suka tantangan, suka dia yang suka orang lain, hehehe salam kenal semua......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Petualangan Seru di Tahura Bandung: Menelusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Alam bersama PMM 3

12 September 2023   18:28 Diperbarui: 12 September 2023   19:27 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Kita menghabiskan waktu lebih banyak di penangkaran rusa, ditambah lagi sembari teman-teman saya sholat di mushola yang tersedia di sana. Tadinya kita berencana ke curug dan tempat-tempat lainnya. Namun dikarenakan kondisi teman-teman yang sudah cukup lelah, juga waktu yang sudah sore kami memutuskan untuk pulang. Disini kita melalui rute yang sama lagi. Menambah keseruan perjalanan, kami memutuskan untuk kembali memasuki goa Belanda yang juga nantinya menuju pintu keluar.

Nah, di sini yang momen cukup berkesan untuk saya. Dosen, saya, dan juga Defri memutuskan untuk menyusuri Goa tanpa penerang apapun. Gelap, heran, aura yang berbeda campur aduk saya rasakan, kita berbicara satu sama lain terus menerus tanpa terlihat apa- apa sama sekali, bahkan teman saya beberapa kali menabrak sesuatu yang mengundang tawa, dan pastinya hal-hal lucu tersebut hanya alibi menghilangkan suasana aneh di dalam Goa yang tanpa penerang. Saat keluar dari Goa, kami bercerita apa-apa saja yang dirasakan selama perjalanan tadi. Berbagi pengalaman dalam hal ini sangat menarik bagi saya.

Saat berjalan tanpa penerang di Goa tersebut entah kenapa yang terlintas dipikiran saya adalah bagaimana hebatnya orang-orang dulu dapat berjalan dalam situasi seperti itu, bagaimana mereka mendirikan tempat yang seawet itu dengan bahan yang seadanya, bagaimana mereka bercengkrama satu sama lain padahal mereka belum tentu saling mengenal karena keterbatasan penerang pada zaman dulu.

Kami melanjutkan perjalanan hingga ke pintu keluar Tahura dan memastikan keberadaan satu sama lain. Setelah semua dirasa selesai, dosen dan mentor saya memberikan arahan singkat tentang perjalanan hari ini. Selanjutnya, kami bergabung dalam kelompok masing-masing dan melakukan perjalanan pulang ke kampus UPI.

Berwisata sambil berolahraga itu sudah biasa.

Namun, jika bisa menambah wawasan budaya dan sejarah peradaban, itu istimewa.

TAHURA DJUANDA, 09 SEPTEMBER 2023

Reporter: Sepriyani Malau
Editor: Salsa Solli Nafsika, M.Pd.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun