Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Menulis untuk mengekalkan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Kompleksitas Masalah di Papua

20 April 2024   22:01 Diperbarui: 20 April 2024   22:44 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kibrispdr.org

Penulis : Muh. Ruslim Akbar

Mendengar kata Papua, tentu yang langsung terbersit di kepala adalah saudara-saudara kita yang berada di wilayah bagian timur Indonesia. Berkulit hitam dan rambut keriting adalah ciri fisik yang sangat khas bagi orang-orang di sana. Walaupun saya belum pernah berteman dengan orang Papua, namun saya sering mendengar cerita bahwa mereka sangat baik dan ramah. Memang seharusnya kita sebagai manusia wajib berbuat baik terhadap sesama tanpa membedakan suku, agama, dan RAS seseorang.

Papua yang saat ini dihuni sebanyak 4,30 Juta jiwa juga berkembang dengan cukup baik melalui pembangunan infrastrukturnya di bawah pemerintahan Joko Widodo. Jalanan yang merupakan akses utama sebagai penghubung antar distrik atau antar kampung menjadi prioritas utama pembangunan di sana.

Dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, Papua memang masih menjadi daerah yang terbelakang, hingga saat ini berbagai upaya telah dilakukan baik dari pemerintah maupun rakyat Papua itu sendiri demi memajukan wilayahnya.

Presiden Joko Widodo, sebagai kepala pemerintahan telah melakukan sejumlah pembangunan di Papua, mulai dari pembangunan Jalan Trans Papua dan jalan perbatasan, pembangunan dan revitalisasi bandar udara, hingga pembangunan kawasan perbatasan dan pos lintas batas negara.

Terkhusus infrastruktur jalan, pembangunan Jalan Trans-Papua selain memudahkan pergerakan manusia, jasa, dan barang, juga mampu secara nyata mendongkrak perekonomian masyarakat Papua di sana, khususnya di Provinsi Papua Barat.

Sebelum adanya Jalan Trans-Papua, sebagian warga hanya berjalan kaki dalam melakukan aktivitas ekonomi. Namun, setelah ada Jalan Trans-Papua, hanya dalam hitungan jam masyarakat sudah tiba di tempat tujuan, sehingga sangat menghemat waktu dan tenaga. Hal ini juga berdampak pada harga barang yang tidak lagi terlampau mahal.

Pendidikan juga merupakan hal yang perlu dibenahi di Papua. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang dan program peningkatan sumber daya manusia yang mampu mengubah sudut pandang berpikir masyarakat di sana tentang pentingnya sekolah. Sehingga anak-anak di sana mampu bersekolah hingga ke jenjang universitas.

Pendidikan yang layak bagi warga papua merupakan kunci keberhasilan dalam membangun wilayah Papua. Sebab, kemajuan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kualitas manusianya. Sebaliknya, ketertinggalan di bidang pendidikan menjadi penyebab ketertinggalan pembangunan di Papua hingga saat ini. Menyoal masalah pendidikan di Papua, juga tidak terlepas dari masalah kurikulum, pemerataan guru, standar kualifikasi yang dimiliki guru, fasilitas sekolah, dan masih banyak lagi.

Semakin tinggi pendidikan yang mampu mereka capai, maka semakin banyak pula ilmu dan kemampuan lainnya yang mampu mereka kuasai. Modal itulah yang mereka bisa gunakan untuk membuka usaha, atau melamar kerja menjadi karyawan kantoran, bukan hanya sebagai buruh kasar.

Jika masyarakat Papua mampu menghasilkan gaji yang lebih tinggi dari biasanya, maka kehidupan masyarakat akan semakin makmur dan sejahtera. Sehingga akses untuk mendapatkan perlindungan kesehatan juga bisa tercapai. Sebab masalah kesehatan di Papua juga menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria, HIV/AIDS, lepra, stunting dan penyakit lainnya setiap saat mengintai masyarakat di sana. Salah satu faktor yang menjadi pemicu berbagai macam penyakit di Papua adalah kebersihan lingkungan dan sanitasi. Selain itu, perubahan iklim yang terjadi saat ini menyebabkan peningkatan suhu global, perubahan pola hujan, dan naiknya permukaan air laut, yang semuanya dapat memperburuk masalah sanitasi dengan meningkatkan risiko banjir, kekeringan, dan penyebaran penyakit terkait air.

Keberadaan Puskesmas di daerah-daerah terpencil di Papua merupakan keniscayaan. Dukungan sarana prasarana, termasuk sumber daya manusia (SDM) kesehatan seperti tenaga kesehatan maupun dokter juga perlu ditingkatkan kuantitasnya.

Selain masalah-masalah di atas, konflik di Papua juga masih terjadi. Sehingga berdampak pada situasi keamanan yang semakin tidak kondusif. Dampak dari konflik ini kerap kali memakan korban, baik dari pihak aparat keamanan, KKB, maupun warga sipil. Sementara itu, akar penyebab konflik Papua, berkaitan dengan integrasi Irian Barat ke Indonesia, kasus pelanggaran hak asasi manusia yang belum tuntas, dan meningkatnya marginalisasi dan diskriminasi terhadap orang Papua, juga masih belum terselesaikan.

Hingga saat ini, masalah di Papua memang begitu kompleks sehingga butuh waktu untuk menjadikan Papua menjadi provinsi yang maju seperti provinsi-provinsi lain di Indonesia. Papua dengan segala kekayaan alamnya seharusnya mampu menjadikan masyarakatnya hidup lebih baik lagi. Sehingga tidak ada lagi istilah, "Papua berdiri di atas emas, dan berjalan tanpa alas".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun