Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh hafizhahullah lebih lanjut menjelaskan,
 "Hendaknya seorang penuntut ilmu menyediakan waktu khusus untuk menuntut ilmu dengan waktu-waktu yang paling berharga yang ia miliki dan bukan waktu-waktu sisa yang ketika itu pikirannya sudah lelah dan pemahamannya sudah lemah. Maka, berikanlah waktu terbaik untuk menuntut ilmu, yang ketika itu pikiran masih cemerlang. Dan hendaknya seorang penuntut ilmu itu senantiasa terngiang perkara ilmu dalam pikirannya, baik siang maupun malam. Pikirannya disibukkan dengan ilmu, ambisinya pun terhadap ilmu. Jika ia ingin tidur ia berbaring dan di sampingnya ada kitab yang sedang ia ingin pelajari pembahasannya. Oleh karena itu sebagian ulama mengatakan, Jika engkau melihat seorang penuntut ilmu selalu bersama dengan kitab-kitabnya, ketahuilah ia adalah orang yang sedang berhijrah menuju ilmu."
Sebagaimana yang telah dipaparkan, bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, serta menjadikan waktu-waktu terbaiknya setiap saat untuk senantiasa belajar, terutama bagi para pemuda yang sejatinya masih merupakan usia-usia emas dalam menuntut ilmu. Maka perlu memperhatikan dan memanfaatkan 3 waktu efektif yang disampaikan oleh Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh hafizhahullah di atas.
Sehingga kelak, kita telah siap saat ditanya pada hari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Tidaklah bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia gunakan, tentang ilmunya, apa yang dia perbuat dengannya, tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan ke mana dia keluarkan, dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H