Mohon tunggu...
Bang Reza
Bang Reza Mohon Tunggu... Jurnalis - Bangrey7

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperingati HUT RI ke 77 Cerita Jadi Anggota PASKIBRAKA Prov Sumsel Tahun 1990

14 Agustus 2022   14:47 Diperbarui: 14 Agustus 2022   15:14 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MEMPERINGATI HUT RI ke 77

Cerita Jadi Anggota PASKIBRAKA Prov Sumsel Tahun 1990..

"Amriza.., hari...(lupa) kamu ke kantor Dikbud OKI di Kayuagung ikut tes Paskibraka," kata guruku di SMAN 1 Indralaya Ogan (Komering) Ilir Sumatera Selatan di awal tahun 1990-an....

"Ia pak..," kataku..

Dan mulailah kisah dan langkahku untuk menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Provinsi Sumatera tahun 1990 Selatan dimulai.

Di hari yang ditentukan aku berangkat sendiri menggunakan angkutan umum Palembang - Kayuagung yang legendaris (Utama/Usaha Muda) ke Kandepdiibud OKI di Kota Kayuagung, lokasinya kalau tak salah ingat masih di sebelah SMAN 1 Kayuagung.

Mulailah tes aku ikuti mulai tes tinggi badan, tes fisik seperti lari di tempat, push up, set up hingga tes kecerdasan dan seni.

Alhamdulillah setelah mengikuti tes dan diumumkan saya dinyatakan lulus bersama dua rekan pelajar lain Syamsuri (SMAN Tanjung Raja) dan satu lagi perempuan (lupa namanya/SMAN 1 Kayuagung).

dok. pribadi
dok. pribadi

Memasuki awal bulan Agustus, sekitar tanggal 3 Agustus 1990 kami bertiga masuk asrama di Mess Pertiwi daerah sekip pangkal Palembang. Dimulailah kehidupan penuh disiplin dan semi militer dijalani.

Subuh harus bangun, Solat subuh berjamaah bagi yang muslim dan dilanjutkan dengan olahraga bersama. Biasanya dimulai dengan lari pagi dipimpin pelatih dari TNI (ABRI waktu itu).

Lari pagi bersama adakah saat yang menyenangkan karena dibarengi dengan lagu-lagu penyemangat khas tentara yang syairnya sudah dimodifikasi.

Dan, selalu ada kejadian lucu karena selalu ada yang terlambat bangun pagi dan mendapat hukuman karena terlambat bangun atau kalah dalam penilaian pembersihan tempat tidur.

Makan selama di asrama pun begitu disiplin dan penuh aturan. Kebiasaan makan selama di rumah tidak bisa diterapkan selama di asrama, dan sanksi akan diterima jika kami salah dalam menerapkan cara makan seperti aturan yang ditentukan.

Dan kelucuan akibat hukuman akan kembali terlihat jika ada teman atau diri kita yang salah...

Di masa saya Paskibraka 1990 pelaksanaan pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan di Griya Agung dan Gubernurnya saat itu adalah Letjen (Purn) H Ramli Hasan Basri.

Setiap hari pagi dan sore kami seluruh anggota Paskibraka Provinsi Sumatera Selatan dilatih langsung oleh personel TNI/Polri dan senior dari PPI Sumsel.

Masih teringat berapa orang pelatih dari PPI Sumsel seperti kak @Efiyanti Analisa (TVRI) kak @Feri dan Ketus PPI Sumsel kak @Lapran Paradesi

Sempat juga bertemu dengan kak @Zainul Bahri Haz yang saat itu masih muda.

Setelah dua minggu menjalani latihan maka kami harus menjalani prosesi pengukuhan sebagai bukti bahwa kami sudah Syah sebagai anggota Paskibraka Provinsi SUMSEL yang akan bertugas di tanggal 17 Agustus 1990, Penaikan dan Penurunan Bendera.

Suasana pengukuhan juga sangat sakral. Kami Anggota Paskibraka dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel termasuk Bangka dan Belitung (masih bergabung) dikukuhkan di Gedung DPRD Sumatera Selatan jalan POM IX Palembang.

Saat itulah kami resmi menjadi Pandu Putra Pertiwi dengan menerima penyematan kendit dipinggang.

Malamnya kami masih harus menjalani prosesi malam renungan suci di sebuah ruangan yang gelap dan hanya lilin yang menerangi.

Wejangan dan nasehat dari senior PPI tentang kisah perjuangan para pahlawan saat memperjuangan kemerdekaan bangsa ini menimbulkan rasa haru dan menambah kecintaan terhadap bangsa yang besar ini.

(***Saat itu semua rasa cinta terhadap bangsa muncul dari dalam hati tanpa perlu jargon2 "AKU PANCASILA" atau "SAYA NKRI" atau "NKRI HARGA MATI" yang saat ini sering diucapkan namun faktanya menjadi pemecah belah bangsa ini)

Dan tibalah tanggal 17 Agustus 1990 pagi. Kami semua dibangunkan pagi-pagi sekali. Yang putri bahkan lebih pagi karena harus dirias supaya lebih cantik. Sedang yang putra seperti biasa solat sunat subuh berjamaah dan langsung mandi untuk persiapan. Tidak ada jadwal lari pagi di hari pengibaran. Semua senior dan Abang2 dari TNI/Polri' menjadi lebih ramah dan sangat serta terus memotivasi kami supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Sekitar pukul 8 kami tiba di Griya Agung Palembang, kami langsung diarahkan ke titik tempat bertugas masing-masing. Saya sendiri bersama rekan pelajar dari Pangkalpinang dan cewek dari Bangka mendapat tugas mengawal dan menyerahkan bendera Merah-Putih ke Gubernur Sumsel yang selanjutnya di serahkan ke Pembawa Baki untuk selanjutnya dikibarkan.

Saat itu sungguh masa-masa yang menegangkan. Semua terasa hening, detak jantung terdengar jelas, deru napas terdengar lirih dan semua mata orang yang hadir menatap ke arah kami.

Dan saat jam memasuki pukul 10.00 WIB, saat pembawa acara mengucapkan kata-kata "DETIK-DETIK PROKLAMASI", maka saat itulah seluruh adrenalin terasa meningkat. Bunyi langkah tegap Pasukan Paskibraka dikawal 45 TNI-Polri terdengar seperti irama detak jantung, tegas, seirama, senada dan satu jiwa 

Ketika penggerek mengucapkan kata "BENDERA SIAP" dan Komandan Upacara mengucapkan Aba-aba "Kepada Sang Saka Merah Putih Hormat Grak..!!...., maka saat itulah semua ketegangan dimulai, semua hasil latihan selama kurang lebih dua minggu hanya untuk moment itu, MENGIBARKAN SANG MERAH PUTIH DI LANGIT INDONESIA...

Dan ketika ujung tali yang mengikat simpul ikatan tali di pangkal paling atas warna merah menyentuh ujung tiang bendera tepat dengan berakhirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka tak tertahankan air mata menetes di pipi.

"Alhamdulillah, terima kasih ya ALLAH, tugas kami PASKIBRAKA 1990 MENGIBARKAN SANG SAKA MERAH PUTIH selesai dan sukses...," ucap kami dalam hati sembari menahan tangis.

Dan semuanya akan menjadi peluk haru dan tangis kebahagiaan sesama anggota dan pelatih serta senior ketika sudah kembali ke titik awal.

(Di saat-saat seperti ini yang punya penyakit jantung jangan coba-coba ikut menjadi pelatih atau senior karena getarannya sangat kuat )

Di era kami, tidak ada program Wawasan Nusantara (Wanus) untuk anggota Paskibraka yang sudah bertugas. Wawasan Nusantara adalah mengajak para paskibraka keliling ke negara tetangga untuk membuka wawasan.

Kalau sekarang lebih beruntung karena adik-adik Paskibraka pusat dan beberapa provinsi dapat jalan-jalan ke beberapa negara tetangga, sedangkan Paskibraka Kabupaten/kita biasanya wawasan Nusantaranya cukup di dalam negeri seperti ke Jakarta, Yogyakarta atau Bali.

Itulah pengalaman saat masa SMA dan menjadi anggota Paskibraka Provinsi SUMSEL 1990.

Saya tulis cerita ini untuk memperingati HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN RI KE 77...

SEMOGA INDONESIA BANGKIT DARI KETERPURUKAN DAN MENJADI LEBIH BAIK.....

Bang Rey 

Minggu 14 AGUSTUS 1990 - 14 AGUSTUS 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun