Saat itulah kami resmi menjadi Pandu Putra Pertiwi dengan menerima penyematan kendit dipinggang.
Malamnya kami masih harus menjalani prosesi malam renungan suci di sebuah ruangan yang gelap dan hanya lilin yang menerangi.
Wejangan dan nasehat dari senior PPI tentang kisah perjuangan para pahlawan saat memperjuangan kemerdekaan bangsa ini menimbulkan rasa haru dan menambah kecintaan terhadap bangsa yang besar ini.
(***Saat itu semua rasa cinta terhadap bangsa muncul dari dalam hati tanpa perlu jargon2 "AKU PANCASILA" atau "SAYA NKRI" atau "NKRI HARGA MATI" yang saat ini sering diucapkan namun faktanya menjadi pemecah belah bangsa ini)
Dan tibalah tanggal 17 Agustus 1990 pagi. Kami semua dibangunkan pagi-pagi sekali. Yang putri bahkan lebih pagi karena harus dirias supaya lebih cantik. Sedang yang putra seperti biasa solat sunat subuh berjamaah dan langsung mandi untuk persiapan. Tidak ada jadwal lari pagi di hari pengibaran. Semua senior dan Abang2 dari TNI/Polri' menjadi lebih ramah dan sangat serta terus memotivasi kami supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Sekitar pukul 8 kami tiba di Griya Agung Palembang, kami langsung diarahkan ke titik tempat bertugas masing-masing. Saya sendiri bersama rekan pelajar dari Pangkalpinang dan cewek dari Bangka mendapat tugas mengawal dan menyerahkan bendera Merah-Putih ke Gubernur Sumsel yang selanjutnya di serahkan ke Pembawa Baki untuk selanjutnya dikibarkan.
Saat itu sungguh masa-masa yang menegangkan. Semua terasa hening, detak jantung terdengar jelas, deru napas terdengar lirih dan semua mata orang yang hadir menatap ke arah kami.
Dan saat jam memasuki pukul 10.00 WIB, saat pembawa acara mengucapkan kata-kata "DETIK-DETIK PROKLAMASI", maka saat itulah seluruh adrenalin terasa meningkat. Bunyi langkah tegap Pasukan Paskibraka dikawal 45 TNI-Polri terdengar seperti irama detak jantung, tegas, seirama, senada dan satu jiwaÂ
Ketika penggerek mengucapkan kata "BENDERA SIAP" dan Komandan Upacara mengucapkan Aba-aba "Kepada Sang Saka Merah Putih Hormat Grak..!!...., maka saat itulah semua ketegangan dimulai, semua hasil latihan selama kurang lebih dua minggu hanya untuk moment itu, MENGIBARKAN SANG MERAH PUTIH DI LANGIT INDONESIA...
Dan ketika ujung tali yang mengikat simpul ikatan tali di pangkal paling atas warna merah menyentuh ujung tiang bendera tepat dengan berakhirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka tak tertahankan air mata menetes di pipi.
"Alhamdulillah, terima kasih ya ALLAH, tugas kami PASKIBRAKA 1990 MENGIBARKAN SANG SAKA MERAH PUTIH selesai dan sukses...," ucap kami dalam hati sembari menahan tangis.