Subuh harus bangun, Solat subuh berjamaah bagi yang muslim dan dilanjutkan dengan olahraga bersama. Biasanya dimulai dengan lari pagi dipimpin pelatih dari TNI (ABRI waktu itu).
Lari pagi bersama adakah saat yang menyenangkan karena dibarengi dengan lagu-lagu penyemangat khas tentara yang syairnya sudah dimodifikasi.
Dan, selalu ada kejadian lucu karena selalu ada yang terlambat bangun pagi dan mendapat hukuman karena terlambat bangun atau kalah dalam penilaian pembersihan tempat tidur.
Makan selama di asrama pun begitu disiplin dan penuh aturan. Kebiasaan makan selama di rumah tidak bisa diterapkan selama di asrama, dan sanksi akan diterima jika kami salah dalam menerapkan cara makan seperti aturan yang ditentukan.
Dan kelucuan akibat hukuman akan kembali terlihat jika ada teman atau diri kita yang salah...
Di masa saya Paskibraka 1990 pelaksanaan pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan di Griya Agung dan Gubernurnya saat itu adalah Letjen (Purn) H Ramli Hasan Basri.
Setiap hari pagi dan sore kami seluruh anggota Paskibraka Provinsi Sumatera Selatan dilatih langsung oleh personel TNI/Polri dan senior dari PPI Sumsel.
Masih teringat berapa orang pelatih dari PPI Sumsel seperti kak @Efiyanti Analisa (TVRI) kak @Feri dan Ketus PPI Sumsel kak @Lapran Paradesi
Sempat juga bertemu dengan kak @Zainul Bahri Haz yang saat itu masih muda.
Setelah dua minggu menjalani latihan maka kami harus menjalani prosesi pengukuhan sebagai bukti bahwa kami sudah Syah sebagai anggota Paskibraka Provinsi SUMSEL yang akan bertugas di tanggal 17 Agustus 1990, Penaikan dan Penurunan Bendera.
Suasana pengukuhan juga sangat sakral. Kami Anggota Paskibraka dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel termasuk Bangka dan Belitung (masih bergabung) dikukuhkan di Gedung DPRD Sumatera Selatan jalan POM IX Palembang.