Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Budidaya Asam Gelugur, Awas Bibit Betina Palsu

19 Juli 2016   19:43 Diperbarui: 20 Juli 2016   01:33 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buah asam gelugur | Dokpri

Seperti yang telah kami sampaikan dalam tulisan sebelumnya, bahwa kendala utama membudidayakan asam gelugur (Garcinia atroviridis) adalah sulitnya mendapatkan bibit yang sudah diketahui jenis kelaminnya.

Idealnya, dalam satu kebun asam gelugur, terdapat sembilan puluh persen pohon betina dan sepuluh persen pohon jantan. Pohon asam gelugur betina membutuhkan penyerbukan agar buahnya menjadi banyak dan besar-besar. Karena itulah pohon asam gelugur betina yang tumbuh sendirian dan jauh dari pohon jantan, buahnya akan kecil-kecil dan jarang.

Pembuktian tentang perlunya pohon asam gelugur kepada penyerbukan sudah dilakukan oleh J.Pangsuban, seorang botanist dari Thailand. Ia membungkus sebagian bunga-bunga asam gelugur dari pohon betina dengan kertas minyak hingga melewati masa penyerbukan. Hasil yang didapat adalah : bunga-bunga asam yang dibungkus itu banyak yang berguguran. Dan yang berhasil menjadi buah akan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan buah lainnya yang tidak dibungkus.

Setelah buah yang dulunya dibungkus itu matang, biji yang dihasilkan juga jauh lebih sedikit dan kecil-kecil. Ketika biji disemai, persentase perkecambahannya terbilang rendah. Karena itulah pengembangan bibit tanaman asam gelugur melalui biji secara tidak kawin (apomixis-apogami) menjadi sulit dilakukan.

Pada era  terdahulu, para petani pengembang pertanaman asam gelugur biasanya menanam bibit asam gelugur yang berasal dari biji. Penanaman dilakukan sebanyak dua kali jumlah populasi normal. Jadi, jika jarak tanam normal adalah 8x8 meter, maka ditanamlah bibit asal biji ini dengan jarak tanam 4x8 meter.

Dengan  harapan yang akan menjadi betina adalah sekitar 45 persen dan yang jantan sekitar 55 persen, lalu dilakukan penebangan pada 50 persen pohon jantan, akan didapatlah sebuah kebun asam gelugur dengan jumlah pohon betina 90 persen dan jumlah pohon jantan 10 persen. Pohon jantan yang disisakan ini diusahakan agar menyebar di antara pohon betina, sehingga penyerbukan akan lebih merata.  

Dengan pola tanam demikian, masih tersisa masalah tentang jarak tumbuh yang tidak seragam. Akan ada jarak tumbuh perbaris yang berpola acak semisal 4x8x8x16 atau lainnya. Namun secara umum pola yang acak demikian tidak akan terlalu menganggu produksi buah asam gelugur.

Jika mengunakan bibit dari stek akar, jenis kelamin bibit memang sudah diketahui sejak awal. Syaratnya, pembuat atau penjual bibitnya jujur menerangkan jenis kelamin bibit asam gelugurnya.. Artinya, jika ia memang menanam potongan akar yang diambil dari pohon asam gelugur yang  betina, maka harus dipisahkan/dibedakan dari yang ditanam dari potongan akar dari pohon asam gelugur jantan, yang kelak akan menjadi  pohon asam gelugur jantan.  Jangan bibit asam jantan dijual seharga bibit asam betina.

bibit asam gelugur asal stek akar | Dokpri
bibit asam gelugur asal stek akar | Dokpri
bibit asam gelugur asal biji | Dokpri
bibit asam gelugur asal biji | Dokpri
Patut dicatat bahwa untuk mendapatkan potongan akar pohon asam betina juga tidaklah mudah. Tidak semua pemilik pohon asam mau menjual akar pohon miliknya. Sedangkan akar pohon asam gelugur jantan, jauh lebih mudah didapat.

Bila menggunakan bibit asam gelugur asal stek akar, pengaturan jarak tanam akan menjadi jauh lebih mudah. Namun kendalanya adalah,  bibit asam asal stek akar tidak dianjurkan ditanam pada lahan yang memiliki musim angin kencang, musim kemarau yang keras, daerah berbukit-bukit dan lahan yang kedalaman jangkau air tanahnya lebih dari tiga meter pada musim kemarau.

Sebabnya adalah, pohon asam yang berasal dari stek akar tidak memiliki akar tunggang, hanya memiliki akar lateral yang cenderung tumbuh ke arah bawah menyamping. Akar model begini kurang mampu menyokong pohon dari terpaan angin kencang. Juga tidak bisa menjangkau air tanah yang terlalu dalam. Itulah sebabnya ada banyak pohon asam asal bibit stek akar ini yang mati pada pertengahan  usia.

Kematian biasanya terjadi berangsur, dan dimulai pada pertengahan musim kemarau.  Kematian umumnya melanda pohon yang subur, yang daunnya rimbun. Karena semakin banyak daun akan semakin besar penguapan air pohon. Ketika penguapan lebih besar dari pada asupan air, maka pohon akan mengalami dehidrasi. Jika dibiarkan, maka pohon akan merana lalu mati.

Aplikasi irigasi dengan sistim pipanisasi yang digabung dengan sistim biopori bisa mengatasi masalah kekurangan air ini bagi kebun asam gelugur pada musim kemarau. Tetapi selain biayanya cukup besar, kendala ketersediaan air untuk menyiram juga sulit dihindarkan.

Masih ada pilihan asal bibit lainnya, yakni asal sambung pucuk. Bibit asal sambung pucuk jelas kelaminnya dan tahan terhadap angin kencang juga kekeringan. Tetapi untuk mendapatkan bibit asam gelugur asal sambung pucuk ini sangatlah sulit, karena untuk membuatnya  membutuhkan pucuk puncak pohon asam betina sebagai bahan sambungan.

Pucuk ranting dan tunas air tidak bisa dipakai sebagai bahan sambungan. Karena nantinya pucuk model ini tidak mau tumbuh membesar, hanya memanjang saja. Akibatnya tajuk pohon asam gelugur akan menjadi seperti tajuk pohon semangka, menjalar di tanah.

Dewasa ini kerap juga ditemukan orang yang kurang jujur dalam menjual bibit asam gelugur. Penulis pernah menemukan seorang petani yang membeli bibit asam gelugur dari orang jauh. Dikatakan bahwa bibit itu adalah bibit asam gelugur asal stek akar dan dijual seharga rp.40.000/batang. Namun begitu penulis lihat ke kebunnya, ternyata itu hanyalah bibit asam gelugur asal biji, yang  biasanya  harganya di pasaran  hanya seperempatnya.

Modus lain penjual bibit asam yang kurang bertanggung jawab adalah dengan mengiklankan bahwa bibit asam gelugur yang dijualnya itu memang berasal dari biji, tetapi ia sudah berani memastikan kelaminnya adalah betina. Ia menjual bibitnya itu seharga rp.25.000/batang.

Kebenarannya adalah, jenis kelamin bibit asam gelugur tidak bisa ditentukan berdasarkan ciri-ciri morfologi batang tubuh bibit. Sejauh ini, jenis kelamin pohon asam hanya diketahui saat ia sudah berbunga. Jika bunganya dalam satu tangkai ada banyak, seperti  bunga jambu air, maka itu adalah pohon asam gelugur jantan.

Jika  bunganya dalam satu tangkai hanya satu, jarang-jarang ada dua, mak itu adalah betina. Bunga betina juga akan menampakkan bakal buah yang berwarna hijau, sedangkan bunga jantan hanya menampakkan kumpulan benang sari yang berwarna kemerahan.

Secara non ilmiah, memang ada beberapa pendapat di kalangan masyarakat yang berkenaan dengan cara menentukan kelamin asam gelugur berdasarkan ciri bibit atau pohon asam gelugur.

1.Dikatakan bahwa kalau daunnya membulat, maka itu adalah asam gelugur kelamin betina, sedangkan yang daunnya  lonjong adalah jantan.

2.Bahwa kalau cabang pohonnya mengarah ke bawah, itu betina. Kalau mengarah ke atas atau membentuk sudut sempit terhadap batang, maka itu jantan.

3.Kalau bentuk  batangnya membulat mulus, itu pohon jantan. Kalau berlekuk-lekuk seperti bentuk belimbing, maka itu betina.     

4.Kalau bibit asam pucuk daunnya cepat keluar yang berwarna merah, maka itu jantan. Sedangkan yang lama baru mengeluarkan pucuk daun berwarna merah, itu betina.  

5.Kalau cabangnya banyak dan kecil-kecil maka itu betina, sedangkan yang cabangnya sedikit dan besar-besar, itu jantan.

Penulis sudah menguji semua teori itu ke lapangan. Hasilnya, semua teori cara membedakan kelamin bibit/pohon asam gelugur itu adalah isapan jempol tak berdasar. Setelah mengamati secara seksama ratusan pohon asam gelugur yang tersebar di berbagai wilayah, penulis menemukan bahwa sebagian fakta memang sesuai  teori, tetapi  sebagian yang lainnya bertolak belakang.

Ada pohon asam yang daunnya membulat tapi jantan, ada pula yang cabangnya mengarah ke atas tapi betina. Konon pula ada teori yang mengatakan bahwa bila biji asam itu besar-besar dan membulat maka itu betina, kalau lonjong itu bakalan jadi jantan. Belum ada bukti yang terukur untuk itu!

Kepada semua pihak yang berkaitan dengan pengembangan tanaman asam gelugur, marilah kita berjujur ria dalam memberikan edukasi tentang budidaya pohon penghasil banyak uang ini. Jangan sampai nantinya para peminat menjadi kecewa.

Percayalah, jujur itu membuat kita enak makan enak tidur. Janganlah kita menjamin sesuatu yang belum pasti. Jangan pula menutup-nutupi kelemahan karakter suatu jenis bakal tanaman. Terangkan semua plus minusnya, diminta atau pun tidak diminta oleh calon peminat.  Dengan demikian, kita terhindar dari menjadi seorang php.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun