Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jerebu dan Dosa Para Pekebun

16 September 2015   18:03 Diperbarui: 16 September 2015   18:03 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Satu keluarga tak perlu membuka lahan sampai puluhan hektar. Cukup dua hektar tanah mineral saja. Yang satu hektar ditanami aren atau asam gelugur. Yang satu hektar lagi ditanami singkong gajah. Singkong gajah akan memberikan penghasilan kotor minimal rp.80.000.000/hektar/tahun. Hasil bersihnya sekitar rp.68.000.000. Setelah aren mulai berproduksi, pada umur 7-8 tahun, maka penghasilan pekebun akan menjadi minimal rp.455.000.000 pertahunnya.

 

Saat ini masyarakat pekebun cenderung menguasai lahan puluhan hektar per keluarganya, karena mereka menanam kelapa sawit, yang memang hanya akan memberikan penghasilan kotor rp.24.000.000/hektar/tahunnya. Saat harga TBS sawit jatuh seperti sekarang ini, maka hasil brutto tadi jadi tinggal kurang dari setengahnya. Tentu saja ini mengakibatkan hasil dari kebun sawit seluas empat hektar tak cukup untuk menghidupi satu keluarga yang di Riau, Jambi, Sumsel, Babel dan sekitarnya. Kalau di Sumut, angka itu masih cukup, karena segala sesuatu di Sumut harganya lebih murah.

 

Bagaimana jika lahan itu tanahnya berjenis gambut?

Apa boleh buat, lahan gambut umumnya hanya cocok ditanami tanaman berakar serabut. Dalam kasus ini, bertanam aren dan padi gogo adalah solusi yang cukup menjanjikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun