Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Budidaya Asam Gelugur, Kendala dan Solusi Terakhir!

14 Agustus 2015   22:17 Diperbarui: 14 Agustus 2015   22:17 9447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tanaman asam gelugur alias asam keping alias asam potong saat ini sedang naik daun. Nilai jual buahnya yang segar maupun yang sudah dikeringkan terus saja meroket dari waktu ke waktu. Saat ini harga asam gelugur gelondongan basah ada di kisaran rp.6.000/kg. Sedangkan yang kering jemur sudah bertenger di tangga harga rp.40.000/kg. Satu kg asam gelugur kering berasal dari lima kg buah asam segar.

Jika dibudidayakan, tanaman asam gelugur akan mulai belajar berbuah pada umur 7 tahun. Sedangkan bila tumbuh liar di alam, tumbuhan penghasil rasa masam ini baru akan berbuah pada umur 9-10 tahun. Berat rerata sebutir buah adalah 350 gram.

Selain harga jual produknya yang selalu menanjak, tanaman ini masih punya satu kelebihan yang jarang dimiliki oleh tanaman lain. Asam gelugur dapat tumbuh secara abadi! Umurnya bisa sampai ratusan tahun. Hingga hasilnya bisa dinikmati oleh penanamnya, berikut anak, cucu, cicit, pirit, antah-antah dan oneng-onengnya. Tujuh turunan! Asam gelugur terus tumbuh seiring waktu, dengan buahnya yang semakin banyak. Tidaklah ganjil jika satu pohon saja bisa menghasilkan satu ton buah segar dalam satu tahun.

Lalu, apa kendala pembudidayaannya? Mengapa orang tidak lantas beramai-ramai menanamnya?

Karena : mendapatkan bibitnya tidaklah mudah. Dan, sampai berumur satu tahun, tanaman asam gelugur pada dasarnya adalah hidup dalam tahap kritis. Banyak sekali hama pemangsa, karena daun mudanya yang berasa segar asam-asam manis itu sangat disukai oleh hewan, mulai dari belalang sampai gajah.

Pemilihan bibit.

Tanaman asam gelugur yang bisa abadi itu, hanyalah yang bibitnya berasal dari biji. Jika dikembangkan secara vegetatif, maka akarnya yang tak punya akar tunggang itu akan membuat pohon mudah rebah saat sudah tinggi dan tertiup angin kencang. Selain itu, mengembangkan asam gelugur secara vegetatif juga bukanlah perkara mudah. Jika dicangkok atau disambung pucuk, maka tingkat keberhasilannya (menurut pengalaman penulis) adalah di bawah 10 persen. Beda jauh dengan mencangkok jambu, yang tingkat keberhasilannya bisa 100 persen. Atau bandingkan dengan sambung pucuk pohon kakao yang bisa jadi 80 persen.

Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan perbanyakan lewat stek akar. Cara ini lumayan berhasil, namun jumlah bibit yang bisa dihasilkan sangatlah terbatas, mengingat pohon indukan akan mati jika akarnya terlalu banyak dipotong dan diambil.

Memangnya, apa masalahnya jika diperbanyak lewat biji?

Pertama, mendapatkan bijinya tidaklah mudah. Buah asam gelugur umumnya dipanen oleh pengepul saat buahnya masih hijau. Otomatis bijinya tidak bisa dijadikan bibit.

Mengapa tidak menunggu sampai buahnya matang?

Matangnya buah sangat tidak serempak. Jika di pohon ada seribu butir buah asam, dalam satu hari bisa-bisa yang matang dan jatuh hanya sepuluh sampai dua puluh buah saja. Selain itu, buah yang sudah matang akan menghasilkan asam potong kering yang lebih sedikit. Satu kg asam potong kering berasal dari 4 sampai 4,5 kg buah asam yang masih hijau, jika sudah matang maka angkanya adalah 5-6 kg.

Kedua, jika bibit berasal dari biji, maka persentase kemungkinan jantan cukup tinggi. Menurut pengalaman penulis, dan hasil sharing dengan teman-teman sesama petani asam gelugur, persentase kemungkinan jantan itu ada di kisaran 20-40 persen. Penulis pernah menanam 10 batang asam gelugur dan yang jantan 3 pohon. Seorang teman di Aceh menanam 215 pohon dan yang jantan 78 pohon.

Sayangnya, sampai detik ini belum diketahui cara membedakan mana bibit jantan dan mana bibit betina. Benar bahwa ada berbagai teori dikemukakan oleh berbagai pihak, namun setelah penulis uji di lapangan, tak satu pun teori itu yang akurat. Pohon asam gelugur diketahui jenis kelaminnya hanya saat ia sudah berbunga, pada umur sekitar 6,5 tahun. Bunga yang bercabang-cabang dan banyak dalam satu tangkai menandakan bahwa pohon penghasilnya adalah pohon jantan. Sedangkan bunga betina yang akan menjadi buah umumnya hanya satu buah dalam satu tangkai.

Lalu, apa solusinya?

Solusinya sederhana saja, namun akan makan biaya lumayan. Tanamlah bibit asam asal biji dengan populasi hampir dua kali lipat jumlah normal. Misalnya jarak tanam normal adalah 7 x 7 meter, maka kini jarak tanam dijadikan 4 x 7 meter. Nanti, yang jantan ditebang. Tinggal berdoa semoga yang jantan tidak terlalu bergerombol posisinya. Kayu hasil tebangan pohon asam jantan itu bisa dijual ke pasaran. Untuk bahan bakar pembuatan batu bata, misalnya.

Jika punya satu hektar saja pohon asam gelugur yang sudah dewasa, maka satu keluarga kecil sudah bisa hidup dengan nyaman secara ekonomi. Sampai ke anak, cucu, cicit, pirit, antah-antah dan oneng-oneng. Tujuh turunan!

Syaratnya, ya setiap individu keturunan itu menanam minimal satu hektar asam gelugur juga. Kalau satu hektar tanaman asam gelugur itu digerogoti oleh tujuh turunan, jangankan uangnya atau buahnya, akarnya pun bisa habis tak bersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun