Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tudung Periuk Pandai Menari

28 Juni 2024   09:33 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tudung Periuk pandai menari, menarilah ia di antara kata
Kata bersusun jadi misteri, misteri menganga melubangi kita

Kita terdiam dijajah mantra, mantra ditiup sejarah nan sepi
Sepi sembunyi di balik cinta, cinta terisak menanti pagi

Pagi menggigil ditipu janji, janji melukat di atas bara
Bara menolak dimakan api, api bersumpah menjadi tanda

Tanda membekas di kening kita, kita berpuas dalam puisi
Puisi menghitam dalam jelaga, jelaga digubah menjadi tari

Tari Tudung Periuk separuh hati, hati tertinggal di bawah luka
Luka memainkan seribu drama, drama yang membuat kita tiada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun