Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Statistik Peribahasa

22 Oktober 2023   06:42 Diperbarui: 22 Oktober 2023   07:09 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaitan ini diperkuat dengan kemunculan kata laut yang lebih banyak (26) dibandingkan tanah (15), gunung (11), bukit (9), ladang (6), dan sawah (5). Walaupun demikian, tidaklah menjadi maksud dari penulisan artikel ini untuk sampai pada kesimpulan semacam itu. Biarlah kajian antropologi yang lebih komprehensif menjawabnya.

Tumbuhan atau tanaman merupakan objek yang banyak dijumpai di dalam peribahasa. Terdapat 181 peribahasa yang memuat secara total 81 jenis tumbuhan, baik sebagai spesies seperti gadung (Dioscorea hispida), kunyit (Curcuma longa), dan rumbia (Metroxylon sagu) maupun sebagai kelompok tumbuhan seperti rumput, limau, dan dedap. Apa jenis tumbuhan atau tanaman yang paling sering disebut tentu dapat dengan mudah diterka. Ialah padi, yang dijumpai pada 20 peribahasa. 

Selain nama tumbuhan yang tak asing bagi telinga kita hari ini, seperti bakung, jagung, kelapa, kemiri, petai, salak, talas dan lain-lain, dijumpai pula nama-nama tumbuhan yang boleh jadi belum pernah didengar oleh sebagian besar masyarakat. Di antaranya ialah amra, andilau, bilang-bilang, cekarau, kundur, tengguli, upas, dan lain-lain.

Dibandingkan dengan nama tumbuhan, nama hewan jauh lebih banyak disebutkan di dalam peribahasa dalam KBBI. Terdapat 307 peribahasa yang berisikan secara total 95 jenis hewan. Sebagian besar adalah jenis hewan yang tak asing seperti gajah, harimau, monyet, pelanduk, serigala, dan lain-lain. Sebagian kecil merupakan jenis hewan yang boleh jadi belum pernah kita dengar seperti dekan, jampuk, sirangkak, berkik, sepasin, dan keleketu. 

Ikan merupakan jenis hewan yang paling sering disebut, yaitu sebanyak 30 kali. Angka ini bertambah menjadi 55 apabila ditambah dengan peribahasa yang menyebut langsung nama ikannya, seperti belanak, belut, tenggiri, duyung, dan lain-lain.

Fakta ini memberikan dukungan tambahan berkenaan eratnya kehidupan para pendahulu kita itu dengan laut dan perairan. Selepas ikan, ayam merupakan hewan yang paling banyak disebut (29 peribahasa). Sementara itu, pada kelompok hewan penghuni hutan, gajah adalah yang paling sering disebut (22 peribahasa).

Pada kelas kata verba, makan dan mati menjadi kata yang paling sering dipakai. Masing-masing terdapat pada 60 dan 58 peribahasa. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat keduanya merupakan kerja yang dapat dilakukan atau dialami manusia, hewan, dan tumbuhan. Belum lagi keduanya lazim digunakan pada kiasan, seperti pagar makan tanaman, seperti gunting makan di ujung, bagai menakik darah mati dari alu, dan karena mata buta, karena hati mati.

Pesan yang Hendak Disampaikan

Di dalam KBBI peribahasa diartikan sebagai kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu. Sering, lebih dari satu peribahasa disusun untuk menyampaikan maksud yang sama. Peribahasa ke sungai sambil mandi, sambil berdendang biduk hilir, dan sambil berdiang, nasi masak mengekspresikan maksud yang sama. Demikian pula gelegar buluh, cekarau besar liang, dan besar bungkus tak berisi sama-sama dimaksudkan untuk mendeskripsikan orang yang banyak bual.

Pertanyaannya kemudian ialah pesan apa yang paling banyak dititipkan melalui peribahasa. Terdapat 25 peribahasa yang menyiratkan anjuran untuk mengikuti adat, kebiasaan, tata cara, atau prosedur yang lazim. Beberapa contohnya ialah adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung, berjanjang naik, bertangga turun, bertanjak baru bertinjau dan di mana ranting dipatah, di situ air disauk. Akan tetapi, pesan ini bukanlah yang paling banyak dijumpai. 

Masih ada kelompok peribahasa yang mengekspresikan pekerjaan yang sia-sia atau mustahil dilakukan. Total peribahasa dalam kelompok ini ada 64 buah. Di antaranya adalah bertabur bijan ke tasik, membuang garam ke laut, minta sisik pada limbat, sukat air menjadi batu, mengukir langit, menanti putih gagak hitam, dan kelekatu hendak terbang ke langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun