Mohon tunggu...
Firdaus Ramadhan
Firdaus Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Professional garbagepreneur.

Nothing to lose, lose to nothing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Banyak Orang Suka Makima?

23 Januari 2024   15:50 Diperbarui: 23 Januari 2024   16:01 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Bing. Keterangan:
Sumber Bing. Keterangan: "Tidak ada maksud apa-apa, saya memasang foto ini karena saya senang lihat orangnya"

Tidak heran ketika beberapa wanita melihat Makima, mereka cukup terkesan karena memang harus seperti itu sebagaimana mestinya (saya hanya bercanda).

Selain itu, sifat Makima dalam menjadikan Denji sebagai peliharaan dalam bentuk manusia juga merupakan sifat yang biasa dilakukan oleh beberapa wanita yang selalu melakukan thirst trap pada akun-akun sosial medianya. Thirst trap adalah media yang menampilkan seseorang dengan sangat memancing suasana sehingga menginspirasi orang lain untuk beriteraksi dengannya (Gershon, 2020). Sehingga, tidak heran ketika wanita-wanita yang melakukan hal ini menarik perhatian para pria muda yang menyedihkan (ngabers---istilah normies untuk pria yang suka hal-hal mendasar) sering kali mengikuti mereka bahkan rela keluar uang hanya untuk mereka. Dengan bermodalkan konten memperlihatkan 'sedikit' kulit dan bagian tubuh, wanita-wanita ini bisa 'menguasai dunia hingga memiliki tentara-tentara mereka sendiri'. Terdengar familiar?

Maka, sejauh mana keterkaitan antara Makima dan wanita asli di dunia nyata pada umumnya?

Saya tidak membahas hal ini dengan menggeneralisir seluruh wanita. Namun, perkembangan zaman juga memaksa fenomena sosial untuk berubah. Dulu, kita harus membeli majalah untuk dapat melihat foto model-model dan bahkan kita hanya mendapat apa yang dikonsepkan oleh editor bahkan tim kreatif majalah tersebut. Kini, penggemar atau follower dapat langsung meminta bahkan mendukung dengan sisi keuangan untuk kostum hingga peralatan bagi cosplayer tersebut. Hal ini secara tidak langsung telah memutus pihak ketiga---dalam hal ini majalah---sebagai rantai keberlanjutan ekonomi mereka. Apakah hal ini merupakan hal baik?

Ya, bagi para penggemar dan pelaku cosplay, hal ini cukup mendukung keduanya satu sama lain untuk langsung berinteraksi. Cosplayer mendapatkan uang segera untuk membeli bahan, sementara fans juga mendapatkan perasaan bangga karena membantu memberikan dukungan langsung serta hadiah-hadiah kecil dari cosplayer sesuai dengan jumlah sumbangan mereka.

Tidak, karena hal ini berpotensi pada orang-orang yang menemukan loophole seperti bukan cosplayer sejati yang hanya menjual 'tubuh' dan pakaian minim guna untuk menarik orang awam membeli konten mereka sebagai penghasilan utama mereka---tidak ada beda dengan menjadi ani-ani. Selain itu, pembatasan siapa saja yang dapat mengakses juga tidak ada karena adanya fitur menghilangkan informasi donaturnya.

Hal ini menjadikan platform yang awalnya untuk fanpreneurs, cosplayer dan pembuat konten sebagai yang dapat dipahami sebagai bentuk crowdfunding yang dimediasi oleh platform, yaitu kontrol para kreator atas kondisi kerja mereka, dan pemasaran foto serta rekaman video yang diambil sendiri secara langsung ke konsumen (Easterbrook-Smith, 2022), malah menjadi lebih dikenal menjadi platform konten erotis instan---ingat si kembar yang sekarang jual konten?

Sehingga hal yang dimanfaatkan oleh wanita-wanita tidak bertanggung jawab tersebut mematikan nyala api semangat cosplayer sesungguhnya hingga membuat banyak orang awam akan memandang bahwa 'Ah, cosplay dan urusan ranjang itu pasti sama!'

Tentu, Makima mengendalikan semua orang-orang yang ada disekitarnya, membuat mereka menyembahnya, menguasai dunia dan menghancurkan apa yang menghalanginya dengan tentara siap matinya. Sama seperti wanita-wanita yang diberkahi dengan keindahan tubuh dan wajah, bukankah mereka sama? Mereka akan mengajak para pengikutnya untuk mengakses konten berbayar, bahkan tidak jarang juga beberapa wanita-wanita ini dimanfaatkan untuk promosi judi online.

Tidak jarang juga, dibalik orang-orang yang mencoba mengigatkan, pasti akan ada ngabers yang rela mati dengan tombak pernyataan-pernyataan: "Rezeki orang beda-beda!", "Kalo gasuka bisa skip!", "Halah, kalo kamu disodorkan dia telanjang di depanmu pasti kamu juga pengen! Jangan munafik!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun