Mohon tunggu...
setio sulis
setio sulis Mohon Tunggu... -

Tinggal di Yogyakarta, Ngekos di pinggir jalan, kawasan Umbulharjo.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indoktrinasi Revolusi Nasional, Catatan Penting Memilih Presiden

6 Juni 2014   22:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita harus sadar bahwa revolusi kita tak hanya revolusi materiil, tetapi juga revolusi mental. Kita harus berani membongkar kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk dan membangunnya dengan yang baru untuk meneruskan perjuangan revolusi.

Sekarang Pilpres sudah di depan mata. Sudah sangat mendesak rakyat menentukan sikap politik. Hanya ada dua kandidat. Suka atau tidak, kita harus memilih satu pemimpin.

Satu di antara dua capres yang harus dipilih adalah yang punya jiwa revolusi, menuju gerakan masyarakat adil dan makmur. Presiden periode 2014-2019 yang kita butuhkan adalah pemimpin beorientasi kerja, kerja, kerja! Demi menyejahterakan rakyat.

Bukan pemimpin yang memberikan janji-janji tanpa kita tahu kapan itu bisa terealisasi. Oleh karena itu kita harus hati-hati mencoblos capres di bilik suara pada 9 Juli nanti.

Menjadi pemimpin itu tidak bisa direkayasa. Semisal memoles personal branding bertahun-tahun dengan modal besar hanya untuk memenuhi ambisinya menjadi presiden.

Pemimpin itu lahir bersama rakyat. Hanya pemimpin yang tumbuh dan besar bersama rakyat lah yang bisa merasakan penderitaan rakyat. Sehingga dia memiliki empati dan wawasan untuk menyejahterakan rakyat.

Dari dua capres yang bakal bertarung tahun ini. Silakan pilih capres yang jelas-jelas merakyat! Menurut Anda, nomor satu atau nomor dua? Selamat memilih... (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun