Apapun itu, inilah gambaran realita dari bangsa kita, yang bangga menjadi buih buih diatas lautan, banyak namun kosong isinya, wadah tanpa muatan, kwantitas tanpa kwalitas, hal ini juga yang mungkin menyebabkan banyak Ummat Islam yang ber Dien hanyalah dengan emosinya, dengan taklid butanya, dengan paham sempitnya (Sektoral), dengan fanatismenya atau mungkin ber Islam hanya sebagai bagian Euforia keturunan saja, bagaimana dapat membela Muslim Dunia yang lainnya, kalau kondisi Islam di Indonesia sendiripun masih "Centang prenang", kita masih harus banyak memperbaiki diri, bukan berdasarkan kepercayaan dan fanatisme belaka namun bergerak maju dengan keberanian menghadapi realitas yang nyata, bahwa kita harus tetap merasa bodoh, kekurangan dan minoritas sehingga kita akan dapat menghasilkan generasi yang kuat, yang mampu berfikir Universal dan berbuat yang luas untuk Islam dan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H