Mohon tunggu...
bang joss
bang joss Mohon Tunggu... Jurnalis - mari tingkatkan karya nyata untuk indonesia tercinta ini

Membangun Karakter Diri Merupakan Proses Pembelajaran Paling Berharga Yang Tumbuh Dalam Jiwa Kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mewujudkan Impian Hidup dengan Pendidikan di Era Milenium Ke-3

13 Oktober 2017   23:45 Diperbarui: 14 Oktober 2017   16:28 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Poto: (dxyoutube.com)

Pendidikan menjadi ukuran kemajuan suatu bangsa, karena bangsa yang maju dipastikan maju pula bidang pendidikan bangsanya. Pantaslah bapak proklamator negeri ini pada masa pemerintahannya banyak mengutus anak-anak bangsanya untuk belajar di negeri-negeri yang lebih maju dari negeri tanah tumpah darahnya. Tentu presiden pertama bercita-cita agar generasi dan bangsanya sepeninggalnya menjadi lebih maju pendidikan dan peradabannya.

Era modern yang terkenal dengan era digital, global dan instan ini, di butuhkan dasar keimanan yang kuat pada pribadi-pribadi anak-anak  bangsa. Agar mereka tidak mudah tergoda, tertipu, terbawa arus, hingga tergerus oleh hal-hal yang negatif dan menjadi budaknya hawa nafsu mereka belaka.

Untuk menghadapi tantangan dan sekaligus peluang ke depan, maka pendidikan keimanan di tanamkan pada pendidikan pertama madrasah kubra dan pendidikan keluarga harus kuat. Keimanan itu ibarat suatu pohon akarnya menancap ke dalam bumi, ia tidak mudah tumbang oleh angin, banjir, bahkan longsor, tetap kokoh berdiri. Sedangkan batang dan cabangnya menjulang tinggi ke langit, bagaimana keluarga menjadi contoh dalam pendidikan bersosialisasi, persahabatan, cinta ilmu pengetahuan dan mencintai sesama mahluk.

Di luar keluarga (lembaga pendidikan), ia mendapatkan bahwa sekolah adalah sebagai organisasi kerja ilmu pengetahuan, apapun yang ada di sekolah adalah merupakan rangkaian pendidikan mendapatkan ilmu pengetahuan. Di sekolah juga ia merasakan seperti keluarga besar seperti yang ia rasakan dalam keluarganya sendiri. 

Kadang sekolahpun menjadi seperti tempat berobat bagi para peserta didik yang sedang bermasalah, dokter yang dapat membaca dan menganalisa penyakit pasiennya benar, akan memberikan obat cocok dan tidak pernah kambuh lagi. Semuanya di terapkan dengan peraturan kedisiplinan seperti perusahaan atau bahkan seperti sebuah perusahaan uang mewajibkan karyawannya masuk tepat waktu, mengerjakan tugas dengan baik agar mendapatkan reward yang baik pula.

Dari pendidikan seperti di atas yang di butuhkan abad ini, maka produk pendidikannya adalah:

-          Visioner, yaitu mampu membangun visi bagi Negara dan bangsa, lembaga atau di mana saja ia berada dalam pekerjaan apa saja.

-          Mampu menjadi pelayan yang baik dalan jabatan apapun, menjadi mentor, pelatih, instruktur, dan memiliki rasa saling memiliki saling ketergantungan satu dengan yang lainnya.

-          Dalam satu waktu dapat mengkoordinasikan banyak hal, tentu dapat bekerja sama dengan yang lain atau bawahannya.

-          Berani mengambil resiko dalam pekerjaan yang di lakukannya.

-          Tentu akan menjadi pemikir system, baik dari kejadian, isu maupun data yang ada, dan tentu akan menjadi agen suatu perubahan.

Dari kelima hal diatas bahwa pendidikan untuk menghadapi masa depan, agar anak-anak bangsa mereka nanti dapat hidup pada zamannya di masa depan. Menjadi manusia baru, paripurna, berpikir global, bijak dan bajik, cinta tanah air dan bangsanya, karena itu merupakan ciri keimanan seseorang. Di segani oleh lawan maupun kawan, seperti kepemimpinan para pemimpin besar terdahulu seperti Nabi Muhammad, Karel Agung atau yang lainnya.

Sesungguhnya pendidikan dalam belajar adalah bagaimana membelajarkan anak, mereka dapat belajar dengan tenang dan berpikir dengan bebas. Kemudian ia akan dapat melakukan sesuatu dari ilmu yang telah di dapatnya, Maka ia tidak akan meniru orang lain karena pada hakikatnya manusia di dunia ini tidak ada yang sama satu sama lain, ia akan menjadi diri sendiri. Selanjutnya ia akan dapat belajar untuk bidang apa saja yang di tekuninya, dan dapat hidup bersama dalam satu komunitas atau kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun