Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

IDEA IPARI 2024 Kado Emas untuk Sosok Nakhoda Kemenag Pedir Jelang Purna Tugas

16 Januari 2025   22:11 Diperbarui: 16 Januari 2025   22:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Di bawah langit cerah Oproom Sekdakab Pidie, Rabu malam, 15 Januari 2025, sebuah momen bersejarah terjadi. Drs. H. Abdullah, M.Ag., Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Pidie, melangkah perlahan namun pasti ke atas panggung, disambut dengan tepuk tangan meriah. Malam itu, penghargaan IDEA IPARI 2024 diserahkan kepadanya sebagai Pembina Terbaik IPARI (Ikatan Penyuluh Agama Islam Republik Indonesia).

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, Drs. Abdullah, M.Ag., mengungkapkan rasa bangganya atas pelaksanaan acara penganugerahan IDEA IPARI 2024 yang berlangsung megah dan penuh khidmat. Ia mengaku bahwa kesuksesan acara ini melebihi ekspektasinya dan menjadi momen istimewa bagi seluruh elemen yang terlibat.

"Acara malam ini sungguh di luar prediksi saya. Megah dan penuh makna. Kami merasa sangat bangga dan terharu," ujar Abilah, sapaan akrabnya dengan penuh haru. 

Lebih lanjut, ia berharap penghargaan ini mampu menjadi pemacu semangat bagi para penyuluh agama untuk terus memberikan yang terbaik dalam membina masyarakat.

"Semoga acara ini menjadi penyemangat bagi seluruh penyuluh agama dan kita semua untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata," tambahnya.

Abilah berharap kepada semua pihak untuk terus bekerja keras dan berkomitmen demi kemajuan keagamaan di Kabupaten Pidie.

Bagi banyak orang, penghargaan ini adalah simbol pengakuan. Namun bagi Drs. H. Abdullah, atau yang akrab disapa Abilah, penghargaan ini adalah kado emas yang menandai perjalanan panjangnya sebagai pemimpin penuh dedikasi di negeri ulama besar, Tgk. Chik di Tiro. Sebuah momen yang lebih istimewa lagi, penghargaan ini hadir menjelang masa purna tugasnya setelah puluhan tahun mengabdi dengan ikhlas.

Abilah di Mata Penyuluh Agama

Selama menjabat sebagai Kakankemenag Pidie, Abilah telah menjadi teladan dalam memimpin dengan hati. Ia tidak sekadar memimpin dari balik meja, melainkan turun langsung ke tengah masyarakat, mendengar keluhan, dan mencari solusi. Sosoknya yang sederhana, ramah, dan penuh perhatian membuatnya dicintai, bukan hanya oleh jajaran di bawahnya, tetapi juga oleh masyarakat luas.

"Sosok Abilah bukan hanya pemimpin, tetapi juga seorang inspirator. Beliau adalah cerminan pemimpin yang menyatu dengan rakyat, selalu hadir untuk masyarakat, dan mengutamakan keikhlasan dalam setiap langkahnya," ujar Tgk. H. Mukhlisuddin, MA, Ketua IPARI Pidie, dalam sambutannya.

Bagi para penyuluh agama, Pak Abdullah adalah figur yang memahami tantangan di lapangan. Ia kerap mengingatkan bahwa tugas penyuluh agama bukan hanya memberikan ceramah, tetapi juga menjadi perekat sosial di tengah masyarakat yang beragam.

"Pak Abdullah selalu mengingatkan kami bahwa keikhlasan adalah kunci keberhasilan. Beliau mendampingi kami dengan teladan nyata, bukan sekadar instruksi," tambah Tgk. Mukhlisuddin.

Jejak Keberhasilan dan Inovasi

Di bawah kepemimpinan Drs. H. Abdullah, M.Ag., yang dikenal sebagai Abilah, Kementerian Agama Kabupaten Pidie menjadi ruang subur bagi inovasi, khususnya dalam bidang penyuluhan agama Islam. Melalui kolaborasi erat dengan Kasi Bimas Islam, Tgk. Isafuddin, berbagai program strategis lahir dan memberikan dampak signifikan, baik bagi masyarakat Pidie maupun secara nasional.

Salah satu inovasi yang mendapat perhatian luas adalah pelatihan moderasi beragama berbasis kearifan lokal. Program ini dirancang untuk memperkuat nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman masyarakat Pidie. Dengan mengusung pendekatan yang bersumber dari budaya lokal, kegiatan ini sukses menjangkau generasi muda, menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya harmoni dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pengelolaan wakaf produktif menjadi terobosan penting yang menunjukkan bagaimana aset-aset wakaf dapat dikelola secara aktif untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

 Di bawah arahan Abilah, wakaf tidak lagi hanya dilihat sebagai aset statis, melainkan menjadi instrumen nyata untuk menghadirkan manfaat yang luas. Keberhasilan ini bahkan diadopsi sebagai model percontohan di berbagai wilayah lainnya.

Abilah juga sangat peduli terhadap pembinaan warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Dengan keyakinan bahwa setiap individu memiliki peluang untuk berubah, ia memastikan penyuluh agama memainkan peran sentral dalam memberikan bimbingan rohani. Pembinaan intensif di lapas telah membantu banyak warga binaan mendapatkan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.

Memahami pentingnya era digital, Abilah mendorong pelaksanaan pelatihan literasi digital bagi penyuluh agama. Dengan bekal ini, penyuluh agama dapat memanfaatkan teknologi sebagai media dakwah yang efektif. Melalui platform digital, mereka kini mampu menjangkau lebih banyak orang, menyampaikan pesan-pesan keagamaan, dan memberikan solusi di tengah berbagai tantangan masyarakat modern.

Semua program ini mencerminkan visi kepemimpinan Abilah yang berorientasi pada pelayanan dan pembaruan. Dengan pendekatan yang humanis dan inovatif, ia memastikan bahwa peran Kementerian Agama di Kabupaten Pidie benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Malam Penuh Haru dan Penghargaan Bermakna

Malam itu, saat penghargaan diserahkan, suasana menjadi penuh haru. Pak Abdullah menerima penghargaan tersebut dengan senyum yang tulus, menggambarkan kelegaan sekaligus kebahagiaan yang mendalam. Dalam pidatonya, ia mengungkapkan bahwa penghargaan ini bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama.

"Penghargaan ini merupakanmilik kita semua. Saya hanya seorang nakhoda, tetapi keberhasilan ini adalah hasil kerja keras seluruh awak kapal. Kita semua berlayar bersama menuju tujuan yang sama," ujarnya dengan suara penuh kehangatan.

Di tengah rencana memasuki masa pensiun, Abilah menegaskan bahwa pengabdian tidak akan berhenti di sini.

"Masa purna tugas bukanlah akhir dari segalanya. Saya akan terus mengabdi di mana pun saya dibutuhkan. Karena bagi saya, melayani masyarakat adalah bagian dari ibadah," tegasnya.

Tgk. Isafuddin: Abilah Pemimpin yang Humanis dan Inspiratif

Salah satu suara yang paling menggugah malam itu datang dari Tgk. Isafuddin, M.H., Kasi Bimas Islam Kemenag Pidie. Ia menggambarkan Pak Abdullah sebagai pemimpin yang tak tergantikan, sekaligus mentor yang telah membimbingnya selama ini.

"Pak Abdullah adalah pemimpin yang selalu hadir dengan solusi. Ia tidak hanya memimpin dari atas, tetapi berjalan bersama kami di garis depan. Beliau menginspirasi kami untuk terus bekerja dengan keikhlasan," ujar Tgk. Isafuddin.

Ia juga menyoroti pendekatan humanis yang menjadi ciri khas Pak Abdullah dalam membina para penyuluh agama.

"Beliau selalu mengingatkan kami bahwa tugas seorang penyuluh agama adalah menyentuh hati masyarakat. Itulah sebabnya beliau begitu peduli dengan penguatan kompetensi kami, mulai dari literasi digital hingga moderasi beragama," tambahnya.

Kado Emas Menjelang Purna Tugas

Penghargaan IDEA IPARI 2024 ini menjadi simbol atas dedikasi dan kerja keras Pak Abdullah selama puluhan tahun. Namun, bagi masyarakat Pidie, penghargaan ini adalah pengakuan atas seorang pemimpin yang telah memberikan segalanya untuk kemajuan agama dan masyarakat.

Acara malam itu ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Abu Muhammad Ismi Ilot, Ketua MPU Pidie. Doa tersebut menjadi harapan agar nilai-nilai keikhlasan dan dedikasi yang telah diwariskan Pak Abdullah terus berkembang di Kabupaten Pidie.

Nama Drs. H. Abdullah akan selalu terukir dalam hati masyarakat Pidie. Ia bukan sekadar pemimpin, tetapi simbol dari pengabdian, keikhlasan, dan dedikasi tanpa batas.

Penghargaan IDEA IPARI 2024 bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah tanda bahwa warisan yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam setiap langkah penyuluh agama, dalam doa-doa masyarakat, dan dalam setiap program yang ia rintis.

Kisah Abilah merupakan kisah tentang seorang nakhoda yang berlayar dengan hati, dan meskipun ia tidak lagi di atas kapal, arah yang ia tunjukkan akan selalu menjadi panduan bagi mereka yang melanjutkan perjalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun