Selain sebagai tokoh dakwah, para anggota GS juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Hampir semua anggota GS memiliki kontribusi yang signifikan dalam dunia literasi, baik melalui media cetak maupun online. Tgk el-langkawi atau juga ada yang memanggil Bang MI alias Gus Helmi, misalnya, telah menjadi kontributor tetap di NU Online dan beberapa media nasional lainnya. Karya-karya mereka sering kali menyoroti isu-isu sosial dan budaya yang relevan dengan generasi muda, tetapi tetap berakar pada ajaran tasawuf.
Tulisan-tulisan GS bukan hanya dibaca oleh kalangan santri, tetapi juga di berbagai komunitas lainnya, termasuk di Riau, Batam, dan Indonesia Timur. Mereka dikenal sebagai santri yang mampu merespon tantangan zaman dengan cara yang intelektual dan spiritual, menjadikan GS sebagai kelompok yang disegani di kalangan millennial.
GS Sebagai Panutan Generasi Muda
Geng Sufi (GS) adalah simbol adaptasi dan perubahan di kalangan santri millennial. Mereka berhasil menunjukkan bahwa tradisi tasawuf tidak perlu bertentangan dengan modernitas, tetapi justru bisa diintegrasikan untuk menjawab tantangan zaman. Dengan enam tokoh utama yang memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda-beda, GS menjadi ikon di kalangan generasi muda Aceh, menawarkan cara baru dalam memandang spiritualitas, kebersamaan, dan pengaruh sosial.
Meskipun sering kali dianggap kontroversial, GS telah membuktikan bahwa tradisi tasawuf bisa tetap relevan di era modern. Mereka tidak hanya aktif dalam dunia dakwah, tetapi juga menjadi panutan dalam hal literasi, pendidikan, dan pengembangan sosial, menjadikan mereka sebagai kelompok yang berpengaruh bagi generasi muda di Aceh dan sekitarnya..... bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI