Bordiran Aceh hanya laku untuk masyarakat di seputaran Lampung, namun warga Lampung mereka menginginkan khasnya. Tentunya kebijakan yang putuskan sudah tepat.
Meskipun pihak pemerintah setempat juga menyarankan hal yang serupa. Tidak lama kemudian, ia diajak oleh Dinas Koperasi dan Perdagangan Lampung Selatan untuk ikut pameran. Setelah pameran ia mendapat bantuan 1 mesin bordir dan 10 mesin ontel dari Dinas Perindustrian Lampung Selatan tapi ia diminta untuk tidak lagi menjual dompet dan tas Aceh, melainkan dompet dan tas dengan motif tapis Lampung.Â
Akhirnya "tajdid" (perubahan) yang dilakukan wanita Pidie itu membuahkan hasil yang spektakuler bukan hanya sekarang penjualannya untuk kalangan lokal di Lampung dan Indonesia tapi juga beberapa negara di luar negeri.  Syamsidar dalam pengembangan usahanya usahanya mempunyai beberapa cabang toko di berbagai daerah di lampung ,jadi mereka memasarkan produk nya dengan menjual melalui toko induk maupun cabang dan  mereka juga memiliki beberapa media social untuk menjual nya melalui online shop.
Kesuksesan warga Aceh biasanya dilakoni kaum Adam para putra Aceh yang sukses di Lampung seperti halnya dengan Dr. Muhammad Kadafi menjadi anggota DPR dari Dapil Provinsi Lampung dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Juga putra dari tokoh Aceh yang sukses di Lampung Dr. (HC) Rusli Bintang yang mendirikan Universitas Malahayati dan pengusaha yang mengurus anak yatim yang dikenal dengan "bapak Anak Yatim".
Pemilik "Sam Bordir" Hj. Syamsidar putri kelahiran Pidie itu meskipun tidak banyak yang diketahui umum dan jarang di ekspos media namun kesuksesannya menjadi kebanggaan tersendiri untuk masyarakat Aceh perantauan dan Pidie khususnya dengan deratan pengusaha besar yang sukses seperti Rusli Bintang dan putranya bahkan dengan usahanya di dunia sorvernir Lampung atau tapis Lampung telah beberapa kali mendapatkan penghargaan dari pemerintah Lampung dan diikut sertakan dalam event di luar negeri.
Rombongan Aceh yang ikut Muktamar NU ke-34 ikut diundang untuk makan malam di rumah Hj. Syamsidar termasuk diantaranya ulama kharismatik Aceh Waled Nuruzzahri pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga serta peserta muktamar NU lainnya asal Aceh, meskipun jauh di perantauan, Syamsidar tidak ingin anaknya jauh dari nilai syariat Islam dan buktinya putra sulungnya sempat mondok di Dayah Ummul Ayman Samalanga dan bercita-cita bahkan lahan telah ada serta telah di apresiasi Waled NU keinginannya untuk mendirikan dayah di Lampung. Semoga keberkahan dan kesuksesan menyertai Hj. Syamsidar dan Sam Bordir.