Mohon tunggu...
Henrico Fajar
Henrico Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - Bergiat di SPEK-HAM

Terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelesaikan Pekerjaan Rumah

22 September 2021   15:15 Diperbarui: 22 September 2021   15:17 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman melihat laki-laki melakukan segala macam pekerjaan rumah baru dia alami saat menikah dengan saya. Pengalaman tersebut membuat dia tidak merasa kuatir saat harus pergi meninggalkan anak-anak. 

Kebetulan saya dan istri dikarunia 2 orang anak, nomor satu perempuan, 7 tahun dan nomor dua laki-laki, 9 bulan. Istri selalu saya bebaskan saat harus pergi untuk urusan apapun, termasuk urusan dengan keluarga besarnya dan biasa mempercayakan kepada saya untuk mengasuhnya. 

Kalau hanya sekedar urusan menggendong bayi, membikinkan susu, menyuapin makan, mengganti popok karena ompol dan BAB atau memandikan itu urusan yang sederhana dan saya bisa melakukannya.  

Bukankah kalau masing-masing dari kita, laki-laki dan perempuan bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah, pekerjaan menjadi lebih ringan? Bukankah dengan begitu senyum merekah dan kebahagian selalu menyelimuti rumah tangga kita. 

Maka cobalah, bukan hanya sekedar berbagi, suami-istri bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga, perempuan menjadi ibu rumah tangga dan laki-laki menjadi bapak rumah tangga adalah sesuatu yang lumrah terjadi. 

Karena pada hakekatnya pekerjaan rumah yang selama ini diamini oleh sebagian besar masyarakat dengan menempatkan posisi perempuan sebagai subyek, merupakan kontruksi sosial dan konstruksi gender yang sudah berlaku puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu yang kemudian dikonstruksikan dalam hidup harian kita. Tentu saja tidak mudah untuk mengubah konstruksi tersebut, karena hal ini sudah menjadi budaya dan diyakini kebenarannya.

Tetapi tidak ada salahnya kita mengubah keyakinan dan kepercayaan itu. Mengaungkan laki-laki baru atau laki-laki peduli pekerjaan rumah atau apapun nama lewat kampanye di media cetak, elektronik ataupun on line bisa kita lakukan bersama-sama. 

Tujuannya adalah terciptanya relasi gender yang setara antara laki-laki dan perempuan, berbagi peran dan tanggung jawab serta sebagai upaya dalam memutus mata rantai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 

Jadi kepada para suami-istri, laki-laki dan perempuan tak perlu panik, risau dan kuatir saat ada warga atau tentangga kita yang ngrasani tingkah perilaku kita. Toh, kegantengan dan kecantikan kita tidak akan luntur saat menyelesaikan pekerjaan rumah. Percayalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun