Misalnya pada usia 10 tahun kami sudah mencuci baju sendiri, menyetrika baju, disuruh belanja ke pasar dengan membawa catatan apa saja yang akan dibeli, memasak, menyapu, mengepel dan sebagainya.
Kami berempat, kakak saya laki-laki, adik saya perempuan dan laki-laki mendapatkan porsi melakukan pekerjaan yang sama dan tidak pernah dibeda-bedakan.Â
Dalam urusan yang lain termasuk pendidikan, kami berempat mendapatkan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan sesuai dengan yang dinginkan. Orang tua kami tidak pernah memaksa untuk masuk ke sekolah atau progam studi tertentu saat kami menempuh pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
Tidak ada kata lain, selain bersyukur kepada Tuhan. Orang tua telah membentuk karakter atau sifat kita sebagai manusia sampai dengan saat ini.Â
Paling tidak saya menjadi ketagihan untuk giat menyelesaikan pekerjaan rumah yang sebenarnya tidak akan mengenal habisnya. Dengan kata lain pengalaman masa lalu akan membentuk kepribadian kita saat ini. Â
Alangkah indahnya bila kita saling melayani di dalam rumah tangga kita masing-masing, tentu saja melayani kita maknai sebagai sebuah tanggung jawab dalam menyelesaikan seabrek pekerjaan rumah.Â
Tidak perlu lagi memperdebatkan siapa yang bangun tidur lebih awal dan tidur malam paling akhir, serta pekerjaan rumah apa saja bisa kita dilakukan, karena pada dasarnya pekerjaan rumah itu tidak mempunyai jenis kelamin,
Saat kita mempunyai bayi atau balita pengalaman memandikan, mengganti pempers atau popok karena ompol atau BAB secara bergantian dilakukan bapak dan ibu adalah pengalaman yang sangat seru, apalagi saat bayi rewel minta digendong secara bergantian.Â
Tidak perlu malu bapak menggendong anak, mencuci popok dan menjemur baju di halaman depan rumah. Sebelum menikah sampai dengan saat ini, saat usia pernikahan saya dan istri sudah memasuki lebih dari 8 tahun, saya bersyukur masih bisa konsisten menjalankan segala agenda menyelesaikan pekerjaan rumah.
Pada awal pernikahan, istri saya sempat heran melihat polah tingkah laku saya sebagai seorang laki-laki yang setiap hari menyelesaikan apapun pekerjaan rumah yang ada. Istri saya yang berasal dari sebuah desa di Kabupaten Boyolali itu sempat mengatakan kepada saya bahwa tidak terbiasa melihat laki-laki menyapu, memasak, mencuci baju, mengasuh anak dan lain-lain.
Pengalaman masa lalu yang dialami sangat berbeda dengan saya. Dulu ibunya selalu melayani bapaknya dalam segala hal. Mau makan disiapkan, mau mandi harus menyiapkan air hangat, minuman hangat harus tersaji setiap pagi dan malam, mencucikan bajunya dan sebagainya.