Disini, ditepi sebuah telaga.Â
Masih kulihat pahatan nama kita, diatas baru hitam.Â
Namamu masih terukir indah, walau dirimu entah dimana.Â
Setiap saat aku datang, barangkali engkau berkunjung kesini.Â
Penantian yang panjang, menyiksa rindu di dalam dada.Â
Aku berteriak memanggil namamu,Â
Namun tidak ada sahutan,Â
Aku tertunduk lesu, karena kamu tak menyahut.Â
Disini, di tepi telaga biru, hanya ada kesunyian.Â
Kesunyian untuk menitipkan rindu.,Â
Telaga Biru yang sunyi, aku titip pesan,Â
Tolong jika dia datang, sampaikan padanya, aku rindu......Â
Rindu yang sudah bertahun-tahun mengendap,Â
Sampai tak terhitung lagi, berapa banyak aku menyebut namamu,Â
Walau engkau tak pernah menyahut,Â
Telaga Biru nan sunyi, titip cintaku disini.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H