Gemercik airmu membasahi tubuhku
Tetes demi tetes terasa lembut menyapaÂ
Dan menyapu kulit
Akh..... Betapa damai rasanya.Â
Kutatap dan terus kutatap air yang jatuh ke dalam telaga
Kuhitung secara perlahan
Satu
Dua
Tiga
Dan entah sampai ke berapa aku menghitung
Sampai aku terlupa
Karena secara tersamar, perlahan air mataku pun jatuh
Aku ingat kamu,Â
Aku ingat dia
Dan aku tak mampu menghapusnya.Â
Ingin sekali aku menghapus bayangan yang kau pantulkan dari serpihan luka.Â
Aku ingin menghilangkan catatan tentang mu dari hatiku
Tapi aku tak bisa
Aku belum mampu
Karena sesungguhnya aku masih mencintaimu.Â
Tetapi luka yang tertoreh telah membuka jarak dengan mu.Â
Sakit...Â
Perih....Â
Namun aku tak bisa membencimu..Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H