Meski diguyur hujan sejak sore hari pelaksanaan Ngasa Gunung Sagara Gandoang berjalan dengan khidmat. Ratusan pengunjung tetap semangat dan antusias walaupun perjalanan menuju Gedong Jimat, Gunung Sagara penuh perjuangan.Â
Akibat hujan turun terus menerus jalan setapak yang menjadi rute perjalanan menjadi licin dan berlumpur. Namun dengan kesigapan dari panitia dan Team Bangbara seluruh peserta aman tidak terjadi insiden baik saat berangkat maupun pulang.Â
Kegiatan dimulai dari Senin malam dengan penampilan pentas seni. Pentas seni menampilkan hadroh dan seni jaipong. Seni jaipong dan seni Sunda lainnya sangat erat dan lekat dengan masyarakat Gandoang.Â
Walaupun wilayahnya masuk kedalam kecamatan Salem, Kabupaten Brebes yang notabene masuk wilayah Jawa Tengah, namun karena letaknya di perbatasan Jawa Barat  sehingga seni tradisi Sunda sudah terbiasa. Suguhan khas yang disuguhkan untuk acara Ngasa yaitu Papais Jagong, Singkong dan Nasi Ketan.Â
Selasa Kliwon pagi seluruh peserta Ngasa dilepas Camat Salem, Wartoid didepan balai desa. Perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi kegiatan ditempuh selama 2-2.5 jam jalan kaki.Â
Selama perjalanan kita melihat keindahan desa-desa yang berada dibawah kaki gunung, lebatnya hutan pinus dan kicauan burung-burung. Setelah sampai  kita harus membasuh muka dan membersihkan diri di Pancuran Lima sebelum memasuki areal Gedong Jimat. Pada saat membasuh muka disarankan untuk memohon kepada Tuhan keinginan kita, karena Pancuran Lima dipercaya memiliki karomah.Â
Pelaksanaan Ngasa dipusatkan di Gedong Jimat setelah juru kunci turun dari Puncak Gunung Sagara. Juru kunci dan peserta yang punya hajat biasanya naik ke puncak gunung setelah bada Maghrib untuk melakukan ritual yang berhubungan dengan Ngasa dan bermalam disana.Â