Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Walau Diguyur Hujan, Ngasa Gandoang 2022 Berjalan Khidmat

16 Maret 2022   18:14 Diperbarui: 16 Maret 2022   18:15 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Meski diguyur hujan sejak sore hari pelaksanaan Ngasa Gunung Sagara Gandoang berjalan dengan khidmat. Ratusan pengunjung tetap semangat dan antusias walaupun perjalanan menuju Gedong Jimat, Gunung Sagara penuh perjuangan. 

Akibat hujan turun terus menerus jalan setapak yang menjadi rute perjalanan menjadi licin dan berlumpur. Namun dengan kesigapan dari panitia dan Team Bangbara seluruh peserta aman tidak terjadi insiden baik saat berangkat maupun pulang. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kegiatan dimulai dari Senin malam dengan penampilan pentas seni. Pentas seni menampilkan hadroh dan seni jaipong. Seni jaipong dan seni Sunda lainnya sangat erat dan lekat dengan masyarakat Gandoang. 

Walaupun wilayahnya masuk kedalam kecamatan Salem, Kabupaten Brebes yang notabene masuk wilayah Jawa Tengah, namun karena letaknya di perbatasan Jawa Barat  sehingga seni tradisi Sunda sudah terbiasa. Suguhan khas yang disuguhkan untuk acara Ngasa yaitu Papais Jagong, Singkong dan Nasi Ketan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Selasa Kliwon pagi seluruh peserta Ngasa dilepas Camat Salem, Wartoid didepan balai desa. Perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi kegiatan ditempuh selama 2-2.5 jam jalan kaki. 

Selama perjalanan kita melihat keindahan desa-desa yang berada dibawah kaki gunung, lebatnya hutan pinus dan kicauan burung-burung. Setelah sampai  kita harus membasuh muka dan membersihkan diri di Pancuran Lima sebelum memasuki areal Gedong Jimat. Pada saat membasuh muka disarankan untuk memohon kepada Tuhan keinginan kita, karena Pancuran Lima dipercaya memiliki karomah. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Pelaksanaan Ngasa dipusatkan di Gedong Jimat setelah juru kunci turun dari Puncak Gunung Sagara. Juru kunci dan peserta yang punya hajat biasanya naik ke puncak gunung setelah bada Maghrib untuk melakukan ritual yang berhubungan dengan Ngasa dan bermalam disana. 

Setelah selesai mengadakan ritual diatas, mereka turun dan bergabung dengan peserta lain yang sudah menunggu. Pelaksanaan dipimpin oleh Dewan Kokolot seperti Ngaran dan Micin. Setelah selesai seluruh peserta mendapatkan sajian makanan khas Ngasa yaitu nasi jagung dan nasi ketan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun