Aku hanya bisa menatap dari dinding kaca,Â
Yang samar karena embun basah yang menempel.Â
Kuusap kaca itu agar tampak jelas yang kulihat di seberang sana,Â
Namun sia-sia karena hujan enggan beranjak,Â
Aku kecewa karena aku hanya bisa mendengar erangan kesakitan,Â
Suara batuk yang seakan saling bersahutan.Â
Aku seharusnya tak berada disini saat malam pergantian tahun,Â
Di sudut kamar rumah sakit, sambil memandang atap kamar.Â
Malam ini seperti aku berterima kasih pada hujan,Â
Yang turun sejak sore hari
Seakan tahu perasaan ku yang terkurung sepi.Â
Aku takkan melihat kembang api sebagai pertanda tahun berganti,Â
Aku tak mendengar bunyi terompet sebagai pengiring sambut tahun baru.Â
Aku hanya mendengar tangisan kesakitan yang selalu hadir silih berganti,Â
Ya Allah Ya Tuhanku,Â
Berilah sinar terang Mu untuk songsong pagi hari.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â