Menjelang bulan puasa Ramadhan, Â masyarakat yang tinggal di pedesaan biasanya mengadakan satu ritual unggah-unggahan dan nyadran. Unggah-unggahan saling mengirim makanan dengan tetangga dengan wadah dari daun pisang yang dinamai "Takir". Sedangkan Nyadran membersihkan makam keluarga atau "Tilik" biasanya disertai penggantian batu nisan.Â
Kedua ritual tersebut biasanya disertai dengan masak besar yang membutuhkan bumbu dapur. Untuk kebutuhan sehari-hari biasanya cukup di warung, Â tetapi kedua kegiatan tersebut termasuk kegiatan khusus. Mereka masak spesial untuk menyambut acara tersebut dan berkumpul dengan kerabat dan tetangga.Â
Icih (35) pedagang bumbu di Pasar Sitanggal sampai menambah stock bmbu karena mengalami lonjakan penjualan. Mulai hari Kamis sampai menjelang puasa permintaan bumbu akan meningkat terus.Â
"Sudah menjadi tradisi setiap unggah-unggahan ada lonjakan pembelian bumbu dapur.  Karena bagi masyarakat desa ini satu kewajiban untuk menghormati keluarga  yang sudah mendahului kita, "katanya.Â
Sereh, Â lengkuas, kunyit, salam menjadi favorit yang dicari pembeli. Â Tempe, tahu, Â ikan dan ayam juga menjadi barang yang dicari, sehingga pasar tampak penuh sesak.Â
"Kami menyebutnya Prepegan Unggah-unggahan, Â karena hampir semua masyarakat turun ke pasar untuk belanja, " tambahnya.Â
Pasar tradisional di tengah pandemi covid-19 mengalami penurunan pembeli, Â namun berkah ramadhan mengawali pasar menjadi ramai. Tidak hanya bumbu dapur tetapi merambah ke produk yang lain. Walau tidak seramai tahun kemaren tetapi setidaknya ada perubahan keramaian sejak pandemi covid-19 melanda negeri ini. Â (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H