Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memberi Sedekah pun Sederhana, Dibikin Simpel Aja

6 Juni 2019   22:15 Diperbarui: 6 Juni 2019   22:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu kaum Muslimin telah memenuhi halaman masjid. Beberapa membawa harta benda yang luar biasa semisal biri-biri, kambing, dan dan bahkan unta. Ada yang membawa perhiasan emas, pakaian yang bagus, dan juga makanan yang tampak enak. Abu Aqil menyempil di antara mereka, menunduk dalam, lalu merapatkan bungkusan yang berisi kurma ke dadanya.

Baru beberapa langkah memasuki masjid, Abu Aqil merasa ada seseorang menepuk bahunya. Dia menoleh ke belakang. Dilihatnya seseorang dengan berpakaian mahal berdiri di hadapannya. Dengan suara mengejek, orang itu berkata kepada Abu Aqil, "Katakan kepadaku, apakah yang ada di dalam bungkusan yang engkau peluk erat-erat itu? Emas atau kawat?" dan dia pun tertawa terbahak-bahak.

Abu Aqil menundukkan kepala lagi. Beberapa kali ia hampir saja membuat keputusan untuk pulang kembali ke rumahnya dan menjauhkan diri dari pandangan penghinaan orang tersebut kepadanya. Akan tetapi ada kekuatan dalam dirinya yang menghalanginya untuk pulang. Akhirnya ia pun duduk diam-diam di sudut masjid. Dilihatnya, Rasulullah saw. duduk di tepi mihrab dan menerima hadiah-hadiah dari umatnya.

Ia begitu berharap dalam hati, alangkah baiknya jika ia mempunyai simpanan yang lebih pantas untuk diberikan kepada junjungannya itu. Tiba-tiba, masjid yang semula dipenuhi dengan suara ramai dilanda kesepian dan kesunyian. Abu Aqil memandang kepada Rasulullah saw. Rupanya beliau sedang menerima wahyu. Wajahnya seolah-olah sedang tenggelam dalam cahaya yang bersinar.

Semua sahabat yang begitu mengenalnya begitu memahami keadaan beliau tersebut. Hingga kemudian, Rasulullah saw. membuka matanya dan dengan langkah yang perlahan beliau bergerak ke arah Abu Aqil. Jantung Abu Aqil berdebar-debar dan ia terus berusaha untuk menyembunyikan bungkusan kurmanya. Lalu, terdengar suara Rasulullah saw. yang memecah kesunyian masjid.

"Wahai manusia, baru saja Jibril menyampaikan wahyu dari Allah kepadaku. Ketahuilah bahwa para malaikat yang berada di langit, memandang bumi untuk menyaksikan pinjaman siapakah yang terbaik di sisi Tuhan." Beliau kemudian meletakkan tangannya ke atas pundak Abu Aqil dan berkata, "Ketahuilah, hadiahmu lebih berharga dari emas di sisi Tuhan."

Abu Aqil tidak percaya dengan apa yang didengarnya itu. Rasulullah saw. melanjutkan bicaranya, "Orang munafik yang mencelamu dan menyebabkan hatimu sakit, kelak akan diberi azab. Wahai Abu Aqil, para malaikat sedang menanti, berikan hadiah itu kepadaku dan ketahuilah bahwa Allah ingin agar aku menggembirakanmu. Engkau hari ini disenangi oleh Allah."

Abu Aqil masih merasa sedang bermimpi, sebuah mimpi yang amat manis. Perlahan, ia mengeluarkan bungkusan kurmanya. Rasulullah saw. dengan penuh kasih sayang mengambil bungkusan tersebut dari tangannya dan membelai kepala Abu Aqil. Sungguh bahwa Abu Aqil memberi sedekah yang tidak anti ribet. Semuanya dibikin simpel. Hanya memberikan apa yang dimilikinya ... dengan hati ikhlas.

Rasulullah saw. kemudian membacakan QS At-Taubah ayat ke-79 yang artinya adalah sebagai berikut, "Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan selain dari yang disanggupinya. Allah akan membalas penghinaan mereka itu dan bagi mereka azab yang pedih."

Memberi sedekah atau berbuat kebaikan lainnya haruslah juga seperti itu. Gak usah dibikin ribet dan sederhana saja. Semisal seorang wanita pelacur yang dengan ikhlas menolong seekor anjing yang kehausan. Atau seperti Umar saat menjadi khalifah tetapi tetap membantu seorang musafir yang sedang kesulitan, tanpa bantuan siapapun. Tidak perlu memakai jalur birokrasi yang cenderung berlibet.

Dan ketika bulan Ramadan telah berlalu, kalau ingin berpuasa 6 hari Syawal ya lakukanlah. Dibikin simpel aja. Apalagi pahalanya sama seperti berpuasa selama setahun penuh. Jadilah manusia yang anti ribet, jangan mempersulit diri terhadap apa-apa yang sebenarnya simpel dan sederhana. Jadilah manusia yang siap membantu siapa saja meski berbeda ras atau berbeda agama. Begitu.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun