Setelah itu Umar bertanya tentang Islam pada Rasulullah saw. dan langsung dijawab dengan lengkap. Umar pun berkata, "Wahai Rasulullah, yang engkau sampaikan ini benar, dan berhala-berhala yang disembah kaum Quraisy itu salah. Kalau begitu, mari kita keluar dan perangi kaum Quraisy itu." Rasulullah saw. tersenyum, "Belum saatnya, Umar." Umar bertanya pada para sahabat.
"Siapa di antara orang Quraisy yang paling membenci kalian selain aku?" Serentak para sahabat langsung menjawab, "Umar bin Abdul bin Hisyam alias Abu Jahal." Umar segera beranjak dan pergi ke rumah Abu Jahal. Ia mengetuk pintu dan saat dibuka Abu Jahal hampir saja memeluknya tetapi ditahan oleh Umar, "Tunggu dulu, tahukah engkau kalau ada kabar terbaru? Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa anna muhammadar rasulullah."
Abu Jahal langsung membanting pintu sambil berkata, "Celakalah engkau!" Umar kembali lagi ke Darul Arqam dan bertanya lagi pada para sahabat, "Siapa orang Quraisy yang tidak bisa menyimpan rahasia?" Para sahabat menjawab, "Jamil bin Muammir." Keesokan paginya Umar sudah duduk-duduk di depan Ka'bah, tepat di samping Jamil yang kerjaannya memang mencari gosip terbaru.
"Hai Jamil, tahukah engkau kalau sekarang itu ada informasi terbaru? Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa anna muhammadar rasulullah." Jamil langsung berdiri di atas sebuah batu dan berteriak keras, "Umar telah murtad! Umar telah murtad!" Orang-orang Quraisy berkumpul dan bertanya, "Hai Umar, benarkah bahwa engkau telah murtad?" Umar menjawab, "Tidak."
"Aku cuma bersaksi asyhadu anlaa ilaaha illallah wa anna muhammadar rasulullah." Tak ayal lagi, semua orang Quraisy langsung mengeroyok Umar. Terjadilah perkelahian yang tidak seimbang tetapi Umar mampu mengimbanginya. Perkelahian berlanjut hingga sore dan Umar pun begitu lelah. Ia segera menangkap satu orang pembesar Quraisy dan mengancamnya, "Kalau kalian tidak berhenti, maka matanya akan saya butakan!"
Perkelahian selesai. Keesokan paginya Umar kembali mengelilingi ka'bah dan berkata dengan lantang, "Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa anna muhammadar rasulullah." Lagi-lagi ia dikeroyok hingga sore hari dan setelah letih, Umar menangkap satu orang pembesar Quraisy dan mengancamnya. Perkelahian selesai. Hari ketiga dilakukannya kembali dan perkelahian terjadi hingga sore hari.
Pada saat sudah capai, ia mengancam satu orang pembesar Quraisy. Hari keempat Umar kembali ke Ka'bah dan berkata lagi, "Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa anna muhammadar rasulullah." Dan ... tidak ada satu pun orang Quraisy yang mengeroyoknya. Umar masuk Islam dan langsung terang-terangan menyatakannya di depan kaum Quraisy, berbeda dengan para sahabat yang selalu sembunyi-sembunyi.
Begitu pula saat mau hijrah, Umar bin Khattab dengan pakaian perang dan pedangnya pergi ke Ka'bah dan berkata, "Wahai orang-orang Quraisy, ketahuilah bahwa esok hari saya mau hijrah. Jika kalian ingin istri-istri kalian menjadi janda atau ingin anak-anak kalian menjadi yatim, maka tunggulah saya di balik bukit ini." Pada akhirnya memang tidak ada satu orang Quraisy pun yang mau mencegatnya.
MENGENAL UMAR BIN KHATTAB SEBELUM MASUK ISLAM
Umar bin Khattab adalah seorang preman yang begitu disegani oleh kaum Quraisy. Sosok tubuhnya tinggi besar sehingga jika ia sedang naik kuda jantan, maka kakinya masih menyentuh tanah. Padahal kuda jantan di tanah Arab adalah kuda terbesar yang begitu gagah, lebih besar daripada kuda-kuda jantan yang ada di Indonesia. Umar memiliki julukan singa padang pasir.
Julukan yang sama dengan Hamzah, paman Rasulullah saw. Julukan itu disematkan karena keduanya senang berburu singa. Tidak ada orang Arab yang mau berburu singa kecuali hanya mereka berdua. Sepulang berburu, Umar masih berjalan dengan gagah, padahal bahu kanannya terdapat bangkai singa yang besar sedangkan tangan kirinya memegang pedangnya.