Saya kemudian membersihkan tubuh dan mengganti pakaian yang basah. Bersantai sejenak di ruang lobby sambil menikmati pisang dan kue-kue yang tersedia. Beberapa kawan sudah beristirahat di kamarnya masing-masing. Saya pun sempat terlelap di sofa. Saat tersadar, sudah tidak ada kawan-kawan di sana. Waktu sudah menunjukkan pukul 04.00. Saya segera mempersiapkan diri, lalu pamit pada sang resepsionis. Saya memang tidak berencana menginap di wisma, tapi langsung pulang ke rumah.Â
Dingin dan gelap mengiringinya ngaboseh dari Wisma PU menuju Binong. Sampai di Pasar Kiaracondong, saya menikmati sarapan kupat tahu diiringi adzan Subuh. Takada lagi tenaga yang tersisa, hanya semangat untuk sampai di rumah, memeluk dan menciumi anak-anak, shalat, lalu beristirahat total. Perjalanan legendaris bersama si Hotty, sepeda Wimcycle Hotrod 1.0 yang kini sudah tidak ada. Perjalanan 20 jam menembus kabut yang amat tebal dan hujan lebat. Perjalanan yang hanya menghabiskan 5 liter air, tanpa polusi.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H