Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nestapa Pulau Obi, "Ketika Pendatang Jadi Pemenang dan Warga Lokal Jadi Penumpang"?

25 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   07:07 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan pangan warga dan kearifan lokal berjalan dengan stabil. Sagu dapat diolah dengan mudah. Udara dan air dengan kualitas bersih dan layak masih dengan mudah didapatkan. Belum lagi sumber pangan seperti ikan, sayur, dan lauk lain mudah untuk didapatkan di sungai dan laut. 

Akan tetapi setelah perusahaan masuk semua bergeser, kehidupan masyarakat mulai cenderung acuh tak acuh, budaya gotong royong tak lagi ada, bahkan masyarakat cenderung hidup sendiri-sendiri seperti kultur sosal masyarakat yang hidup di daerah perkotaan.

Kini masyarakat seakan hidup menumpang di daerahnya sendiri, mereka tak lagi punya akses luas untuk dapat mencari sumber kehidupan dari bertaani dan menjadi nelayan di laut. 

Warga masyarakat di Kepulauan Obi justru hidup bagai terkekang oleh aturan yang sebelumnya tak pernah ada dan bahkan mereka tak membuatnya. Hak hidup nyaman dan sehat yang harusnya mereka dapatkan kini tak lagi mereka dapatkan. 

Kualitas udara dan air yang kian buruk, ekosistem laut dan darat yang semakin rusak, hingga perambahan hutan akibat konsesi yang diberikan besar-besaran oleh pemerintah demi mewujudkan ambisi agar dapat membuat baterai nikel sebagai bahan bakar pengganti untuk mobil listrik semakin tak tertahankan.

Semoga kehidupan masyarakat Obi di Kabupaten Halmahera dapat pulih, pemerintah kembali menata ulang kehidupan dengan perbaikan serta pemulihan ekosistem baik di laut dan di darat agar masyarakat tak harus mempertaruhkan kehidupannya dengan terus menghirup dan mengonsumsi polutan perusahaan.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun