Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nestapa Pulau Obi, "Ketika Pendatang Jadi Pemenang dan Warga Lokal Jadi Penumpang"?

25 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   07:07 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.mongabay.co.id/)

(https://www.mongabay.co.id/)
(https://www.mongabay.co.id/)

Hidup dalam wilayah kepulauan membuat masyarakat lokal yang hidup di daerah tersebut memilih menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Berprofesi sebagai nelayan menjadi sebuah pekerjaan yang lumrah dan membuat sejahtera masyarakat di sana. 

Bahkan berdasarkan keterangan dari Narasi Neswoom, Perairan Obi dan Maluku Utara merupakan salah satu lumbung ikan nasional. Akan tetapi predikat tersebut agaknya kerap dipertanyakan beberapa tahun terakhir. 

Pasalnya kualitas dari air laut di sekitar Kepualauan Obi saat ini kian tercemar. Bahkan berdasarkan penelusuran dari tim Narasi Newsroom, dari jumlah sampel air dan beberapa ekor ikan yang diteliti hasilnya sungguh mengejutkan. 

Beberapa Ikan yang hidup di daerah perairan Obi yang terdampak polutan dari perusahaan nikel di sana, mengalami keracunan serta kerusakan pada sel jaringan seperti pada usus, insang, dan otot. 

Bahkan temuan tersebut sejalan dengan riset yang pernah dilakukan oleh peneliti Universitas Khairun Ternate yang menyebutkan dalam jurnalnya bahwa secara umum polutan yang mencemari laut dari limbah buangan perusahaan telah terakumulasi dalam sel jaringan pada ikan-ikan yang hidup di perairan obi sehingga rentan terhadap keracunan.

Selain rusaknya ekosistem laut dengan tergangunya kehidupan biota laut yang hidup di perairan tersebut, masalah lainnya yang muncul yakni limbah-limbah hasil buangan perusahaan seperti limpahan lumpur, dan limbah pabrik kerap mengalir deras menuju perairan laut Obi melalui sungai Todoku, Sungai Akelamo, dan sodetan sungai kecil yang berada di desa Kawasi Kabuapten Halmahera Selatan.

Perubahan Kultur Sosial Masyarakat Kepulauan Obi

(https://daerah.sindonews.com/)
(https://daerah.sindonews.com/)

Berdasarkan laman Mongabay Indonesa, seorang warga desa kawasi menuturkan bahwa dampak cukup terasa yang dirasakan adalah terjadinya perubahan sosial budaya dan ancaman bencana ekologis yang makin dekat dengan warga. Kehidupan masyarakat yang awalnya bertani dan nelayan kini telah beralih menjadi buruh-buruh di industri tambang.

Sejak 15 tahun yang lalu atau sebelum adanya aktivitas perusahaan nikel di daerah Kepulauan Obi berjalan seperti sekarang, kehidupan masyarakat cenderung hidup dalam keadaan damai dan tentram. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun