11 Juli 2022, Laga pamungkas penyisihan grup piala AFF 2022 U-19 antara timnas Indonesia melawan timnas Myanmar berakhir dengan antiklimaks.Â
Bukan hasil minor yang didapatkan, melainkan hasil lain yang menentukan nasib kedua negara tersebut. Jika kita sama-sama menyaksikan laga yang berkesudahan dengan skor 5-1 untuk kemenangan Indonesia tersebut memang telah menyajikan permainan yang luar biasa.Â
Timnas U-19 Indonesia berhasil mencatatkan rekor unbeaten selama babak penyisihan grup yakni tak tersentuh kekalahan.Â
Imbang melawan Thailand dan Vietnam, menggulung habis Brunei Darussalam dengan skor 7-0, mengalahkan dua negara lannya yakni Myanmar dan Filipinan menjadikan Indonesia mengoleksi 11 poin dengan raihan bagol berjumlah 17 gol dan mengalami kebobolan 2 gol saja.Â
Namun sayangnya, hasil luar biasa tersebut justru menjadi hasil akhir dari keikutsertaan Timnas U-19 Indonesia dalam ajang tersebut.Â
Pasalnya, di laga terakhir walaupun mereka mampu membabat Myanmar dengan skor telak 5-1, Indonesia harus kehilangan kesempatan meraih tiket semifinal setelah di waktu yang bersamaan laga antara Thailand VS Vietnam hanya berakhir imbang dengan skor 1-1.Â
Dengan hasil tersebut sesuai regulasi teranyar dari AFF bahwa tim yang memiliki poin yang sama maka akan ditentukan melalui head to  head.Â
Saya sedikit terkejut, karena jika melihat aturan yang diterapkan dalam aturan sepak bola modern saat ini. Sistem head to head pun sudah tak diberlakukan.Â
Bahkan di Liga Champions Eropa, sistem yang diberlakukan agar dapat menentukan pemenang dari sebuah pertandingan ditentukan dari jumlah agregat gol terbanyak.
Namun kita tinggalkan sejenak membahas tentang regulasi. Kita coba beralih pada kejanggalan yang terjadi pasca kepastian di dapat ketika Indonesia gagal melaju ke partai semifinal.Â