Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Reputasi Game Online di Antara Kalangan Guru dan Siswa SMP Negeri 4 Samarinda

9 Juni 2022   09:20 Diperbarui: 11 Juni 2022   02:34 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pergelaran turnamen esports (nydailynews.com)

Saat ini bermain game online mungkin menjadi suatu komoditas yang justru sudah melebihi hobi sekalipun yang dimiliki oleh seseorang. 

Lebih dari itu, jika kita sedikit bersumsi tentang mengapa bermain game online menjadi suatu hal yang menyenangkan, mungkin akan sama jika kita menganalogikan suatu produk game online dengan sebungkus rokok yang sama-sama dapat menyebabkan kecanduan bagi seseorang yang telah mencobanya. 

Dilansir dari We Are Social, khusus negara Indonesia saja, mereka mengeluarkan suatu data yang menempatkan negara Indonesia di urutan ketiga di dunia sebagai negara dengan pemain game online terbanyak. 

Secara rinci, laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia telah memainkan video game per Januari 2022.

(We Are Social, Januari 2022/10 Negara dengan Pemain Video Game terbanyak di Dunia/We Are Social)
(We Are Social, Januari 2022/10 Negara dengan Pemain Video Game terbanyak di Dunia/We Are Social)

Berdasarkan data tersebut, tak dapat dipungkiri jika Indonesia telah menjadi salah satu pasar industri game terbesar di dunia. Terutama game mobile atau permainan video yang dimainkan melalui telepon seluler, komputer tablet, ataupun konsol. 

Game online seperti, Pes Mobile, Fifa 2022, Dota, Point Blank, PUBG, Mobile Legends, COC, FreeFire, dan lain sebagainya telah menjadi barang yang wajib ada dan harus dimainkan ketika ada waktu luang maupun dalam keadaan sibuk sekalipun.

Di SMP Negeri 4 Samarinda, saya sering mengamati dan bahkan menanyakan tentang pamor atau reputasi game online di kalangan siswa atau siswi bahkan juga di kalangan Pendidik/guru. 

Hal yang kontradiksi atau berlawan justru terjadi dengan begitu nyata misalnya, 3-5 orang dari total 10 guru masih menganggap bermain video game hanyalah perbuatan yang tak berfaedah, tidak penting, membuat malas, dan lain sebagainya. 

Hal berbeda justru ditunjukkan beberapa siswa, mereka sebagian banyak yang beranggapan jika bermain game dapat membantu mereka mengurangi beban pikiran dari tugas-tugas akademik yang diberikan di sekolah, membantu meningkatkan kreatifitas, meningkatkan kerjasama, dan lain sebagainya. 

Dari dua hal kontradiksi tersebut, ada beberapa hal yang menjadi catatan tentang bagaimana seharusnya sekolah mampu memahami kondisi siswa dan siswi dengan menyesuaikan keadaan dan kondisi saat ini yang memang telah terkontaminasi kecanduan dan ketergaantungan terhadap teknologi. Berikut penjabarannya.

Memberikan Wadah khusus untuk beraudiensi tentang minat siswa terhadap e-sport

Sekolah dalam hal ini pemangku kebijakan lebih khusus lagi wakil kepala bidang kesiswaan dan bagian pengembangan bakat serta minat siswa dapat melakukan audiensi dan juga melakukan pendekatan secara lebih humanis kepada para siswa dan siswi yang memang berminat serta memiliki bakat di bidang e-sport. 

Selain itu, kita tak berhak memandang suatu hal dan menjustifikasi buruk hanya dari satu sisi, sedang di banyak sisi justru mampu menimbulkan berbagai dampak positif yang ada di dalamnya. 

Misalnya, memang benar game online dapat menyebabkan kecanduan, maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat memfasilitasi si anak dengan memberikan arahan dan juga bimbingan serta pelatihan dengan menyerahkan kepada orang-orang yang berkompeten di bidangnya tentang bagaimana prospek bidang esport ke depan baik untuk siswa maupun sekolah itu sendiri.

Peran serta Guru dan Siswa dalam hal pengadaan event/turnamen game online di sekolah-sekolah

Melibatkan guru dan siswa dalam pelaksanaan pertandingan atau turnamen di sekolah semisal perlombaan classmeeting cabang esport dapat menciptakan hubungan kerjasama serta relasi yang menguntungkan antara kedua belah pihak. 

Di samping siswa sebagai pemain atau player pada ajang perlombaan, guru juga secara tidak langsung akan belajar dan mau tidak mau harus belajar tentang perkembangan digital saat ini. 

Tetapi, yang harus diingat hal-hal yang berkaitan dengan didaktis dan edukatif tetap harus diajarkan, misalnya dalam bermain game siswa dilarang berkata kasar, menghina suku dan lain sebagainya baik dari chat maupun verbatim.

Prospek ke depan tentang e-sport

Jika kita melihat perkembangan dunia digital saat ini. Banyak kalangan generasi muda yang telah terjun ke dunia digital dalam berbagai keperluan dan kebutuhan semisal menyalurkan hobi, membantu memperlancar relasi antar mitra kerja, maupunn sebagai sarana mencari sebuah pekerjaan. 

E-sport sendiri selain dianggap sebagai suatu bidang olahraga, dapat memberikan suatu pandangan sebagai sebuah bayangan tentang masa depan siswa ke depan. 

Misalnya dengan kebiasaan bermain game, maka menjadi tanggung jawab sekolah memberikan pandangan yang bijak jika mereka ingin totalitas dalam dunia game maka mereka bisa menjadi streamer, Pro player, maupun dapat diajarkan menjadi content creator di beberapa media sosial misalnya Youtube, Facebook, serta platform media sosial lainnya.

Itulah beberapa hal menarik berkaitan dengan pro dan kontra esport di Indonesia khususnya di Sekolah SMP Negeri 4 Samarinda. Jika ada masukkan dan komentar silakan tuliskan di kolom komentar. Sukses selalu sobat kompasianer.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun