Melihat Indonesia yang sedang bertanding, jika melihat lawan yang mereka hadapi seperti Timor Leste, Singapura, Malaysia, atau bahkan Myanmar, mungkin persoalan mental tak terlalu nampak. Tapi jika sudah dihadapkan lawan macam Thailand atau juga Myanmar, Indonesia kerap kehilangan mental bertanding. Strategi bertahan ala parkir bus Jose Mourinho, mungkin kerap dan akrab ditampilkan.Â
Padahal jika dilihat dari teknis, fisik, dan kualitas individu pemain Indonesia tak harusnya kalah jika melawan negara seperti Thailand dan Vietnam. Tertinggal di menit awal, Kebobolan di menit akhir, sampai ditenggelamkan dengan skor telak masih sering menjadi permasalahan yang harus diselesaikan oleh para penanggung jawab Timnas sepakbola Indonesia. Semoga mental para pemain Indonesia dapat lebih baik ke depannya.
Kurang Memiliki Pakem/Sistem Permainan
Indonesia pernah memiliki sistem permainan yang hampir dapat dibilang menyerupai tiki-taka ala Barcelona. Itu ditunjukkan kala Indonesia U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri berhasil menjuarai Piala AFF U-19 pada tahun 2013. Setelah itu, Indonesia tak lagi memiliki sistem permainan yang tetap. Ganti pelatih maka berganti pula sistem permainan yang pemain sajikan bagi penonton setia Timnas Indonesia. Jika dilihat dari segi kualitas dan postur tubuh serta kecepatan yang dimiliki, memantapkan sistem permainan bola-bola pendek serta memaksimalkan penguasaan bola sambil menerapkan strategi serangan balik agaknya dapat menjadi solusi yang boleh dicoba bagi Timnas Indonesia.
Semoga Indonesia suatu saat dapat menjadi jawara dan menjadi macan asia kembali seperti yang pernah dilakukan di tahun 90-an. Semangat Timnas Indonesia kami selalu mendukungmu.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H