Mohon tunggu...
Nur Jamaludin
Nur Jamaludin Mohon Tunggu... -

Sosial Enterpreneur, Peneliti, Dosen dan Aktifis Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Money

Bonus Demografi dan Kewirausahaan Kaum Muda

6 Februari 2019   01:50 Diperbarui: 6 Februari 2019   01:55 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Program pemerintah untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui peningkatan
akses maupun mutu  pendidikan formal baik kejuruan maupun non kejuruan adalah langkah yang tepat guna
menyiapkan lulusannya ke lapangan kerja. Langkah ini dalam jangka panjang akan mempersempit gap yang
terjadi antara ketersedian lapangan kerja dengan kesiapan SDM yang akan mengisinya.


Hanya saja persoalan yang masih sulit dicapai adalah penyediaan lapangan kerja itu sendiri. Sejak 2008 angka
serapan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh setiap 1% pertumbuhan ekonomi kita terus menurun, jika dahulu
sebelum 2008 setiap 1% pertumbuhan mampu menghasilkan 350.000 orang terserap dalam lapangan kerja
baru, kenyataannya pada tahun 2012 lalu hanya mampu menyerap 180.000 orang saja. Penurunan ini
menjadi penghalang bagi lulusan sekololah maupun perguruan tinggi yang dari tahun ke tahun makin
meningkat jumlahnya. Dalam kondisi yang seperti ini tentu diperlukan terobosan kebijakan yang
diorientasikan untuk menyiapkan diri menghadapi bonus demografi ini.


Solusi Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan Kaum Muda

Di tengah melesunya sektor primer dan sekunder kita masih bisa berharap dengan berkembangnya sektor
tersier seperti jasa, keuangan, retail, wisata, dan industry atau ekonomi kreatif.  Menurut Howkins, Ekonomi
Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan,
penerbitan, Penelitian dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, Televisi dan
Radio, dan Permainan Video (Video Game), kuliner.  


Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia  Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dari
pengertian tersebut  jelas bahwa unsur kreatifitas atau inovasi menjadi bagian terpenting bagi
pengembangan industry kreatif. Investment dalam bisnis ini lebih disandarkan kepada modal intelektual
(intellectual capital) bukan pada modal keuangan (financial capital).  


Peran strategis pemerintah sangat dinantikan dalam mendorong kaum muda Indonesia untuk dapat
menyiapkan diri menjadi entrepreneur baru yang mengusung industry kreatif sebagai moda bisnis mereka.
Industry ini sesungguhnya sangat lekat dengan kehidupan kaum muda. Mereka adalah sosok yang penuh
percaya diri, menyenangi tantangan dan penuh dengan ide-ide "gila" yang kadang diluar kebiasaan (out of
box).  


Jika keberhasilan China memanfaatkan bonus demograminya melalui sektor manufaktur, diharapkan dalam
kasus Indonesia selain dari manafaktur kita juga mampu memanfaatkan  tumbuhnya industry kreatif sebagai
sektor penyerap banyak tenaga kerja, karena sifatnya yang padat karya tersebut. Dari banyaknya tenaga kerja
yang terserap inilah tentunya kita bisa berharap pendapatan penduduk meningkat yang berarti pula akan
meningkatnya aggregate saving. Dari saving itulah bisa dibiayai investasi-investasi besar yang akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro kita. Dengan demikian bonus demografi bisa menjadikan
ekonomi kita merangkat naik menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi dan diperhitungkan dunia.


Bagaimana dengan Tangsel?
Tangsel sebagai daerah urban dan penopang utama ibukota, harus juga mulai memikirkan bagaimana ke  
depan menghadapi bonus demografi tersebut. Dengan perkembangan kota tangsel yang semakin membaik,
tentu akan mengundang dan menarik penduduk kabupaten, kota atau provinsi lain datang memenuhi area
kota tangsel yang tidak terlalu besar, hanya  140km2 saja. Tentu ini akan menimbulkan persoalan tersendiri.
Karena, selain harus menghadapi persoalan penduduk lokal sendiri juga harus memikirkan penduduk yang
datang ke Tangsel.

Karenanya menjadi relevan bagi kota Tangsel untuk mengemrbangkan potensi yang dimilikinya. Salah satu
potensi yang dominan saat ini adalah maraknya industry kreatif di Tangsel, terutama industry kuliner dan jasa
hiburan, seperti kita ketahui pajak atau restribusi daerah dari sektor ini menjadi salah satu andalan
penerimaan kas daerah di samping pajak property.  

Optimalisasi potensi yang ada tersebut dan juga mengembangkan industry kreatif di sektornya seperti seperti
seni kerajinan, pertunjukan, fashion, disain, dan lainnya tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Tangsel yang sekarang terbilang cukup tinggi. Pengembangan sektor tersebut bukan hal yang terlalu sulit
mengingat kualitas SDM Tangsel juga relative lebih baik di banding daerah lain. Daya dukung inilah yang bisa
dimanfaatkan untuk memanfaatkan kesempatan emas mengejar ketertinggalan dari negara lain saat datang
bonus demograpi kelak.

Kewirausahaan kaum muda di Tangsel, saat ini harus diberdayakan dengan menyediakan program-program  
dan kebijakan yang menstimulus kaum muda untuk aktif berwirausaha. Tangsel memerlukan pengusaha
muda yang lebih banyak dari saat ini untuk mengelola potensinya yang cukup banyak, juga demografi
wilayahnya yang strategis memungkinkan untuk dapat mendatangkan pasar yang luas dari wilayah-wilayah di
sekitar Tangsel.

Disinilah peran strategis pemda akan diuji, sejauhmana dia mampu adaptif terhadap peluang dan potensi
yang dimilikinya guna meramunya menjadi kekuatan nyata dalam membangun Tangsel yang lebih baik
Investasi SDM saat ini menjadi kunci keberhasilan Tangsel dalam menyongsong bonus demografi kelak.
Melalui SDM yang terampil dan berwawasan kewirausahaan akan mampu menjadi contributor kemajuan
Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun