Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bertemu Masa Lalu

5 Juli 2024   22:26 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:30 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pixabay.com

Saya kembali mengenangnya saat dia masih bayi, saat itu dia tampak begitu sendiri, tanpa siapa dan tak bernama pula.
Mamak saya yang kokoh, berkeinginan untuk bersahabat dengan dia yang masih baby, lalu saya menggendongnya ke dada saya meskipun saya masih kanak saat itu.

Siapakah nama yang ingin kau berikan kepadanya, anakku? Tanya mamak ketika itu.
Saya tak menjawabnya, saya hanya menatap bayi itu dengan segala pikiran dalam kepala seorang kanak berusia balita, namun saya sudah menetapkan namanya di dalam hati saya.

Tapi ya itu, dalam perjalanan dia selalu saja menuduhku telah mengambil masa lalunya, sampai kami dewasa seperti sekarang.

Saya cuman positive thinking saja, memaklumi masa silamnya yang emang tidak mudah, cuma saya berharap saja, agar dia bisa belajar lebih masuk akal setiap hari. belajar bahasa di saban waktu.

Tak berapa lama kami berdua berjalan bersisian sehingga mencapai persimpangan jalan, hari terlihat mulai memasuki malam yang tipis, namun saya lihat bayang sosoknya lebih gelap dari malam yang mulai jatuh.

Terus kami behenti, berhadapan.

Kini saatnya kita berpisah Klara! Bisiknya. Saya menganggukkan leher saya.

Baiklah! Kini kau sudah dewasa. Sudah mengingat wajah, nama dan tanggal dengan baik. Kau sudah cukup kuat, dan sudah saatnya tiba untuk kau bepergian sendiri! Balas saya.

Dia memandang mata saya dari matanya yang buram, lalu dia mendekap saya erat dan membisikkan satu pertanyaan.

Kau tidak pernah memberitahukan namaku saat itu! Siapa nama yang kau berikan saat bayiku di silam lalu?

Saya melepaskan dekapnya dan sejenak menatap parasnya. Saya berusaha kalem, dan menghirup udara sedalam paru-paru saya.
Baiklah jika kau begitu ingin mengetahuinya. Saat kau bayi itu, saya menamakanmu, Sejarah! Jawab saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun