Siapa perempuan itu? Apakah saya menemukan destini?
Hei Jon! Apakah kau mendengar ceritaku?
Saya terpukau sehingga telinga saya mampat.
Jon? Sahabat saya menyentuh pipi saya.
Mmm..ya! Saya menoleh.
Apakah kau memperhatikannya pula?
Perempuan itu!
Dia demikian indah!
Mmmm,,
Lalu keempat mata kami menumpu satu fokus kearah yang sama. Seorang wanita yang parasnya bersinar memikat, duduk bertumpu anggun diantara orang-orang semejanya.
Tiba-tiba saja saya menemukan perempuan idaman yang sejak jaman batu saya impikan.
Saya akan mengambilnya sebagai kekasih! Gumam saya. Sahabat saya mengiyakan dengan isyarat setuju.
Gadis itu berdiri keluar kerumunannya, berjalan ala peragawati menuju toilet ladies. Saya bergerak menantinya di muka toilet. Tak lama dia terlihat lebih murni pendarnya keluar hingga benderang di gang toilet.
Hai Nona! Saya mendekat]
Aku?
Mmm..
Baik!
Maaf, saya sangat ingin mengenal anda! Nama saya Jonkompos! Saya memberi tangan saya.
Okei! Saya Pesona! Dia menyambut lengan saya.
Perempuan mimpi tersenyum, dia memiringkan kepalanya sehingga rambut indahnya bergerai. Dia tidak surprise tapi renyah, aroma fragransnya merebak lembut membikin kepayang.
Kamu cantik sekali! Saya bilang.
Ah! Dia tersipu, alisnya terangkat separuh lingkar.
Jika berkenan! Saya meraih gajet mata tiga.
Ah! Tak soal. Nomor anda? Dia juga mengeluarkan cellnya.
Lalu dia meneruskan jemarinya menyentuh nomor saya dan berkoneksi.
Okei! Terimakasih. Seberapa jauh nanti saya bisa mengenal nona! Kata saya sopan.
Dengan senang hati! Jawabnya ceria.
Lalu dia mengangguk penanda akan melalui saya, begitu juga saya yang  masih menatapnya kembali ke habitat kawan-kawannya satu meja.
Ada sukak yang meluapi dada saya, perempuan cantik itu adalah jatuh cinta pertama sejak jaman mimpi omon-omon, kini menjadi riel.
Dari sebanyak perjalanan panjangpencarian kekasih, saya telah menemukannya, sangat mendadak dan sangat destini, nama perempuan itu Pesona.
Setelah melewati 5 hari insomnia, saya menghubungi Pesona.
Saya Jonkompos!
Oh! Tentu saja aku mengingatnya! Â Jawaban dari seberang.
Mmm..saya mau jumpa nona! Bila? Tanya saya.
Sesuka anda, aku bisa kapan saja!
To day?
Sure!
Dan ini pertama saya jumpa Pesona, Saya mengatakan kafe mata kami pertama untuk date perdana. Dan dia mengatakn bisa.
Di meja, kami begitu berdekatan dan dia tidak canggung sama sekali. Berbicara nyambung tanpa canggung, saya seperti menemukan wanita bertahun silam yang intim.
Aku suka style kamu, sungguh! Kata saya.
Ah. Kamu sangat berterus terang! Aku menyukai itu! Bibirnya berkata bersemangat. Membuat saya admire.
Pesona begitu perhatian bahkan setiap kata omongan, seperti meminum kata-kata dengan terburu-buru. Membikin saya terapresiasi, dia tertawa dan serius di saat yang tepat, tanpa kehilangan daya pesonanya.
Dia bisa tertawa dan kagum dengan mata terpesona, saat saya menceritakan sesuatu bahkan yang remeh temeh sekalipun.
Sehingga kencang memakan waktu panjang namun tertelan begitu singkat.
Bisakah kita bertemu kembali? Tanya saya di perpisahan.
Tak masalah Jon, aku bisa! Jawab Pesona senyum. Lalu saya mengambil tangannya dan dia menurut untuk pulang.
Demikianlah kami periodik kencan dan semakin dekat sementara saya sudah tahu takdir saya dengan Pesona, seorang wanita ceria seperti pagi hari dan ringan seringan salju, lembut sebagai awan. begitu idaman saya, sepanjang perhatiannya yang intens dan memahami terhadap kisah-kisah saya .
Hingga satu tahun berlewat, saya berencana mengatakan cinta dan bersungguh hati mau mendampinginya. Namun di waktu penting ini dia tidak datang sesuai janji.
Saya sendiri baru ngeh jika selama ini say gak tahu di mana rumahnya, hanya tahu jalannya saja.
Dan sore itu saya menelusuri jalan tempat tinggalnya, sehabis saya nanyanama Pesona, pos ronda menunjuk sebuah rumah terkucil.
Itu rumahnya, tetapi setahu saya hanya ibunya saja yang tinggal di sana! Kata mamang sekitar.
Saya segera gaspol menuju rumah sederhana itu, dan mengetuk kayunya.
Perempuan renta membuka pintu dan menyilakan saya masuk.
Mas ini pasti mencari Pesona? Tanya oma tua.
Betul Oma!
Oma usur menatap bola mata saya tajam diam sejenak dan ambegan perlahan.
Dan anda akan mengatakannya bukan?
Betul Oma!
Setiap pria mencintainya, dia akan pergi! Kata Oma pelan-pelan.
Kenapa? Pesona selalu senyum, ceria, perhatian dan sangat care pada saya?
Sst! Oma mendekat tubuh saya.
Anak muda, kau tidak tahu. Pesona punya daftar cinta yang panjang. Di bisa tertawa dan mendengarkan setiap lelaki. Tapi sayang,kau sama seperti lelaki lain-lainnya.Kau tidak akan pernah bisa melihat ribuan luka yang telah mati di hatinya. Â Segala hal yang membebani hatinya. Lanjut Oma itu.
Tapi ....? Sergah saya
Psst! Apakah kamu menginginkan dia luar biasa, ceria, dan selalu benar? Tanya Mbah itu.
Saya hanya bisa tertunduk dan kembali merekam kembali hubungan saya dengan Pesona selama ini.
Embah, maafkan saya Jonkompos ini! Kata saya lirih.
Lalu sang mbah menggamit saya ke luar rumah dan terlihat satu kuburan di pekarangan. Saya membaca tulisan di papan batunya.
"Aku bisa menciumu dengan gembira sambil pergi. Dan apa yang terjadi, sayangku, saat kamu pergi? Kamu tidak akan pernah tahu"
Ini kubur Pesona! Kata embah.