Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warung Sop Kaki

19 Mei 2024   15:56 Diperbarui: 19 Mei 2024   16:15 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita sop hanya menatap, ketika pembeli satu-satunya melangkah pergi. Dia kembali melangkah terseok kembali ke kursi ladangan sopnya lalu kembali menanti sepi.

###

Empat puluh hari kemudian, seorang lelaki masuk ke rumah sop sederhana. Di sore yang nyaris sunyi tenggelam, persis sesepi yang pernah.

Ibuk masih ingat saya? Senyum lelaki itu.
Ibuk sop kaki menggeleng dari kursi duduknya.

Saya santap sop kaki, 40 hari lalu di sini! Saya ingin lagi daging-daging lembut yang menggenang di dalam sop kaki ibu yang menggiurkan itu! Cerewet lelaki itu kurang sabar.

Wanita baya menyeduh air sop kuali, tanpa beranjak dari kursinya, dilanjut porsi dengan daging-daging potongan besar yang lebih merah dan menggoda liur.

Silakan! Kata perempuan sop tanpa beranjak.
Pembeli satu itu menoleh, lalu bangkit mengambil soto daging semangkuk penuh ke mejanya. Sedap skale! Celotehnya. Sementara wanita sop kaki tak bergerak, beku duduk di kursi ladangannya.

Tak menanti lama sop daging kaki semangkuk luber itu ludas di lahap pelanggan tunggal ini, dia mengelus-elus perutnya kewarekan.

Melangkah mendekati wanita penjual sop untuk checkout, dia mencabut 100 ribu dari garis dompetnya dan menyodorkannya.
Tolong, please jangan menolak harga yang pantas dari saya, buk! Daging sop kaki ibuk kali ini sangat istimewa, jauh lebih lesat, lebih paten dari yang lalu. Top markotop! Jelas pelangganan eforia itu.

Wanita paruh merasa tersentuh, dia usaha bangkit menggapai kruk penopang tubuhnya. Namun lelaki langgan ini sigap meraih kruk kayu itu dan menyelipkan di kedua ketiak wanita semi itu.

Saat wanita kuliner sop itu telah bertopang tegak, sang lelaki pelanggan melihat ke bawah, dia mendapati bahwa tidak satu kaki seperti yang dia temui saat lalu, tetapi kali ini wanita warung sop itu tampak kehilangan kedua -duanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun