Sesuai realita, tukang sampah idaman kita selalu menjadi pilihan dengan rating tinggi. Orang-orang selalu terhipnotis dengan trik-trik tersembunyi dalam mengatasi sampah-sampah kelas berat.
Dibanding pesaing lainnya, perajin sampah sederhana kita ini selalu leading dan rendah hati. Kita serahkan masyarakat menilai! Begitu sering diucapkannya.
Orang-orang juga tidak mau susah, kepingin sampah beres apapun cara dan gayanya, yang penting hepi no rubbish.
Hari pertandingan tiba, Â tukang sampah favorit terlihat berada pada barisan depan diikuti para kompetitor yang siap merebut gelar yang kini dipegang oleh tukang sampah inkamben.
Namun kelihatannya berat, pengepul sampah inkamben telah mahir akan seluk beluk pengelolaan sampah selama dua dekade. Jadi seperti sekilas tak ada lawan berarti.
Dimulai dari para kontestan bergerak lincah menyapu sampah-sampah di jalan, mengumpulkan sampah sebanyak mungkin untuk merebut prosentasi tinggi.
Tapi dari sudut mata garisnya, tukang sampah unggulan memperhatikan dengan seksama setiap gerak lawan-lawannya, dia tetap kalem tidak terpengaruh sama sekali dengan pengumpulan sampah receh di jalan-jalan.
Hingga babak pertama usai masing-masing kontestan memperoleh angka prosentasi lumayan termasuk pengepul sampah inkamben. Semua peserta leyeh-leyeh saat diberikan waktu istirahat untuk memulihkan tenaga, tapi tukang sampah kita tetap terlihat enerjik.
Dia rajin berkeliling menghampiri para calon pesaingnya, entah melobi apa, tiada yang bisa menebak kecuali hanya memunculkan spekulasi saja.
Sampai peluit tanda babak final dimulai, kontestan-kontestan pesaing tampak terpuruk kecapean. Hanya tersisa satu kandidat potensial yaitu penyapu inkamben.
Pengepul sampah inkamben ini menjadi pembeda di tengah para pesaingnya yang sudah kelelahan duduk menjulurkan kaki dan tangan dikelilingi sampah-sampahnya.