Tiga penyerangnya dan dua sayapnya bekerja seakan terputus dari bagian di belakangnya. Jadi mereka bagus di setengah bagian kebawah, karena memiliki jangkar bagus dan bek tengah yang tinggi besar.
Menghadapi Indonesia di fase knock-out akan menambah tekanan bagi kesebelasan Socceroos, selain mesti menang atau malu jika kalah, mereka juga memiliki ranking tinggi melawan tim terlemah di piala Asia 2024 ini.Â
Sedangkan Indonesia berada dalam posisi tanpa beban, atau nothing to loose, yang terjemahan bebasnya sering kalah.
Tidak terlalu produktif, tapi ada baiknya juga melihat gol kedua Australia saat melawan India mirip dengan goal Marselino, Gelandang McGree memberi umpan kepada Jordy Bos di tiang jauh dengan umpan silang rendah yang diteruskan Bos ke jala Gurpreet Singh penjaga gawang India. Ini menyiratkan kita mampu pada tataran pocessing gol setaraf internasional.
Selain kurang mampu melawan orang bertahan, Australia memainkan mayoritas di atas garis tengahnya, hanya tiga di bawah garis tengah yaitu dua bek tengah dan kiper Matthew Ryan.Â
Ini bisa menyiratkan pelatih Tae Yong mengambil ruang belakang bebas Australia lewat umpan break thru ke Marselino baik dari pertahanan rendah atau pertengahan oleh Ivar jenner atau Hubner.
Apakah coach Shin Tae Yong akan bertahan? Tentu saja! dari pengamatan pertandingan babak grup, Australia sering kehilangan intensitas saat menghadapi tembok.Â
Ini bisa dimanfaatkan oleh Garuda Asia melaksanakan mission impossible serangan balik, ketika Aussie kehilangan pace untuk transisi positif ke negatif mereka.
Secara general Australia kini lebih down grade dibandingkan dengan kejayaannya semasa pemain Tim Cahill dan Harry Kewell, jadi ada harapan yang berkedip buat timnas Gruda, tim terlemah, termuda dan terlolos 16 besar untuk menggulingkan Australia.
Dan kini, Timnas sedang melalui lubang jarumnya yang kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H