Bukankah kau teman Ruby? Tanyanya.
Kenapa? Tanyaku.
Kami berpacaran dan dia ghosting! Jelasnya.
Aku mereguk gelasku dan malas komen.
Tampaknya kau paham kemana Ruby pergi? Tanyanya lagi.
Kau pacarnya dan kau tidak tahu. heh? Balasku.
Dia pasti mengatakannya,bukan? Tanyanya lagi.
Aku diam saja dan semakin males.
Jawablah! Pasti dia pergi ke alam, bukan? Desak lelaki itu.
Aku tidak tahu kawan! Aku hanya menikmati lagunya Kepada Angin dan Burung-burung! Jelasku.
Ya, dia selalu menyanyikannya. Selalu! Katanya.Â
Lelaki itu kelihatan lemas, wajahnya sedih. Lalu dia berbalik, menuju pintu dengan langkah gontai.
Hei, kau bisa mencarinya, katanya dia pergi ke alam, kawan! Kataku terakhir.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya, dia melangkah keluar tanpa menoleh.
Sejak itu aku tidak lagi menemukan Ruby dan lelakinya.
Sampai beberapa tahun kemudian, aku pindah tugas ke kota yang masih baru, yang dahulu terkenal dengan hutan alamnya.
Dan pada Selasa malam ini, aku masuk sebuah kafe dan menikmati suasana sebuah kota yang baru, sekaligus menikmati musik home band dan penyanyinya di kota anyar.
Saat jam beranjak naik, host mengenalkan seorang penyanyi  baru.