Berapa laju mobil ayah? Luna tidak tahu dia cuma bisa merasakan, betapa cepatnya. Jadi mobil itu selalu rusak, terutama wipernya, itu yang diingat Luna kecil.Â
Tapi waktu mesin depannya terangkat, dia hanya melihat sekejap, itupun dari balik sebuah long vehicle. Ayah selalu begitu, jika di belakang kemudi, tidak ada yang menghentikannya.
Luna tidak tidur sepuluh jam, sampai ketukan terdengar di pintu depan rumah. Itu hampir tengah malam.
Dia membuka kayu berat pintu, dan menemukan ayahnya yang tampak canggung. Wajah lelaki di depannya letih, tapi mengambil tangan Luna dan menjabatnya. Luna melihat telapaknya tak lagi berdarah.
Bagaimana?
Luna diam, dia berjalan ke meja makan, mereka biasa duduk berdua di situ.
Kau tampak cantik!
Luna diam, gadis itu mengambil gelas mug berisi kopi panas dari tungku di grill.
Betapa baiknya!
Luna diam saja, memperhatikan ayah mereguk kopi besarnya.
Berapa lama? Akhirnya Luna bersuara.
Besok pagi sekali, sayang! Jawab ayah, suaranya berat.
Luna menyentuh gajet, jam digitalnya di angka 2:37.
Ayah harus kembali! tiba-tiba ayah bangkit dan mencium dahi Luna.Â
Lelaki baya itu bergegas keluar  rumah, dan menghidupkan mobilnya yang berlumpur tebal, sehingga kerusakan kap mesin depan tidak kentara. Hujan masih jatuh keras.
Jangan lupa perbaiki wiper depan ayah! Dan jangan lupa di dua blok ada pom bensin! Teriak Luna.