Namun kini, semenjak KAI Commuter membelah dua tahun silam, Solo-Jogja menjadi sederhana,  saya hanya seperti melangkah sepelemparan lengan, berjalan menaiki elevator, tapped dan sudah tiba di atmosfer stasiun Commuter yang bersahabat, rasanya selalu, seperti ketemu kawan lama.
Melangkah naik melewati pintu matik kereta yang bersih, terang dan sejuk menjadi tidak persoalan lagi, apakah saya kebagian duduk atau berdiri, kerna waktu Solo-Jogja yang ditempuh satu jam tidak terasa dan tidak membelenggu.
Hingga akhirnya saya tidak bisa lagi membedakan soal kerinduan antara kota Solo dan Jogja, saya hanya merasakan rindu ada di sepanjang perjalanan rel listrik yang sejuk dengan panorama indah, dan detik-detik pemberhentian stasiun-stasiun ramah.Â
Saya menemukan rindu yang menyatu ketika berada di dalam kereta KAI Commuter.
Naik Commuter ini bukan saja sekedar perjalanan menunggu waktu yang jengah, kereta rel listrik ini menjadi sebuah jalan cerita ulang-alik, Solo-Jogja, yang selalu baru dan mempesona.
Langkah kereta di saban stasiun seperti alunan mile stones, satu lintas batas propinsi yang tak terasa batasnya, KAI Commuter telah menyatukan keakraban central of Java yang membelah di tiga batas, yaitu Surakarta, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dengan bertempo hanya satu jam.
Jika berawal dari kota Surakarta, rute akan dimulai dari stasiun paling timur Solo, yaitu Stasiun Palur, selanjutnya Solo Jebres, Solo Balapan, Purwosari, Gawok, Delanggu, Ceper, Klaten, Brambanan, Meguwo, Lempuyangan, dan berakhir di stasiun istimewa, stasiun Tugu Yogyakarta. Â Â
Pada setiap perhentian stasiun, saya selalu dibawa ke kota dengan signature yang khas. Jadi, rute pilihan KAI Commuter menjadi step suatu time travel dengan cerita dan sejarah dengan ruang dan kurun waktu berbeda.
Saya bisa sesuka hati untuk door stop di stasiun manapun tanpa was-was kehilangan arah atau kehilangan jadual commuter yang setiap jam berangkat atau setiap setengah jam dalam dua jalur ulang-aliknyaÂ
Papan petunjuk yang jelas dan fasilitas yang sama, serta petugas yang merata kapabilitasnya, membuat saya enteng.
Ah! Saya bisa mengunjungi Candi Prambanan dari kota Solo, dengan berhenti di stasiun Brambanan yang hanya berjarak 700 meter dari Candi Prambanan yang dapat ditempuh selama 7 menit jalan kaki.Â