Itu bagus! Katanya.
Maksudmu?
Anda sudah merasakan sedikit dingin!
Ya, kini saya merasakan lebih dingin! Jawab saya
Lalu perempuan itu berdiri dan meletakkan dua lembar ratusan di mejanya, sesaat dia memandang saya lalu melangkah keluar.
Sayang saya tak memiliki waktu untuk mengenalnya, kerna dia begitu ringkas.Â
Dia hanya menyisakan sisa wajah, bahwa perempuan itu begitu alien, tapi memori saya serasa pernah membersitnya, namun kepala saya tak juga menemukannya.
Saya hanya menatap dia berlalu dengan punggungnya yang dibungkus baju dinginnya yang tebal.
Ketika saya mulai mereguk kopi, saya baru menyadari bahwa hawa terasa lebih hangat, saya pikir udara ruang telah kembali seperti semula, tidak sedingin saat wanita itu ada.
Tak lama saya melihat pramukafe mendekat dan dia membereskan perangkat hidangan di meja perempuan itu.
Apakah tuan mengenalnya? Tanya pramukuliner itu.
Ah, tidak. Saya tidak mengenalnya! Saya sedikit herman.
Maaf, saya lihat dia berbicara dengan tuan dan saya pikir tuan mengenalnya!
Tidak, tidak. Kenapa?
Saya masih mengingatnya tuan, setiap tahun nona itu datang kesini dengan pesanan yang sama, yaitu kopi terpanas!
Ah, menarik! Apakah kira-kira esok dia masih ke sini?
Saya pikir begitu, kerna biasanya dia menghabiskan beberapa hari singgah di sini!
Oke, terimakasih! Tutup saya.
Baik tuan!
Sesaat pelayan itu berbalik saya pun menggapainya.
Hei waitress! Apakah tadi kau merasakan lebih dingin? Tanya saya kurius.
Ah! Tuan merasakannya juga, sekarang pun saya masih menggigil Jawab pramu membuat saya termangu.
Saya mencoba lagi mengingat silam tentang perempuan di kepala tapi nihil, lalu saya beranjak pergi melepaskan kafe malam dan saya berniat untuk kembali esok.