Mungkin ini yang sedang dicari Ralf Rangnick, yaitu menempatkan posisi dan pemain yang tepat, seperti Grealish dan Mahrez, pemain sayap kebalikan yang menjadi mahir di anti kebalikan. Mahrez di sayap kanan berkaki kiri dan Grealish disisi kanan berkaki kanan.
Meski hanya dapet 27% bola, perbuatan United dalam menyerang terlihat rapi, akurasi umpan jepit atau panjang sangat terukur, peranan Pogba di tengah sebagai pengaduk pertahanan ManCity  banyak memberikan keindahan serangan MU sebagai insan sepakbola, bukan sebagai mesin sepakbola semata.Â
Teknik Elanga dan Jadon menandai kekuasaan skill academy terlihat mumpuni dan mulai menakutkan, tampak dari satu-satunya gol indah Jadon yang lahir dari kombinasi 10% kerjasama dan 90% kemahiran dan harusnya bisa membayar nilai artistik sebuah gol ketimbang 4 gol ManCity. Jadon membuat goal klasik.
Sayang substitusi Pogba dan Elanga dengan Rashford dan Lingard tidak menemukan struktur momennya, padahal penggantian ini sudah tepat cuman belum bisa mengangkat Rshford atau Lingard menjadi supersub. Mungkin setback mendahului setelah skor 3-1 oleh Coach Ralf berbenturan dengan penggantian ini, jadinya Marcus Rashford di depan tersendiri seperti seorang lonely cowboy.
Namun secara keseluruhan, saya pikir Ralf sudah berada di jalan yang benar untuk MU kembali bermain dengan nilai-nilai sepakbola yang murni sebagai permainan yang lebih banyak dikreasi oleh starting elevennya ketimbang rekayasa asal menang dari pelatih.
Rangnick telah berani dengan pendekatannya di mana Mnachester United telah melakukan kemenangan 5 dari 7 permainannya. Dia mencoba tanpa Ronaldo dan itu berjalan dengan baik meski dengan permainan blok rendah seakan masih ada kecepatan CR7, dan Rangnick telah memperlihatkan startingnya lewat Jadon Sancho. Selamat kembali ke jatidiri Manchester United.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H