Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gol Bodoh Manchester City di Everton

28 Februari 2022   11:39 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:53 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah pertandingan tersedih yang dilakukan di tengah kancah berbagai refleksi Everton di tangan "untired" Frank.
"Saya sangat bangga dan pada refleksi ini, kami akan melihat ke belakang dan berpikir 'pertunjukan yang luar biasa'" Kata Frank Lampard yang masjgul sehabis pertandingan yang ambigu ini.

"Saya memiliki seorang putri berusia tiga tahun di rumah yang dapat memberi tahu Anda bahwa itu adalah penalti," tambah Lampard yang mencerminkan betapa bernilainya sepakbola di kehidupannya.

Frank Lampard yang mirip Liam Nesson, telah merestrukturisasi pemerintahaannya dalam permainan kali ini pada formasi  masa lalunya di Chelsea, 4-3-3 dengan kekuatan tengah Aboulaye Doucoure, Allan dan van de Beek. Tiga tengah keras the Toffees ini membuat jerih kehebatan jabatan Rodri di tengah Kota, membentak hingga underthinking seorang Guardiola, terutama di babak pertama.

Poros kiri dari homeground Everton yaitu, full back Jonjoe Kenny, Donny van de Beek dan Anthony Gordon juga lebih berbunga untuk membentak dan membuat gugup dua bek tengah Dias dan Laporte yang kerap menurunkan Rodri ke bawah sebagai jantung bertahan City.

Harusnya Frank menggunakan 4-3-3 secara eksis, dan meninggalkan 4-4-2 jadul yang sebelumnya banyak mengalami masalah bagi The Toffees ketika dua sayap Iwobi dan Gordon sudah pakem ball possession yang meringankan beban gelandang mereka, sekaligus membuat fullback ManCity, Cancello dan Stones menyatakan pikir-pikir dulu untuk maju menyerang ke depan.

Sayang permainan Everton di paruh pitch depan tidak adekuat untuk menyelesaikan sebuah gol pun, umpan panjang dari tengah ke depan masih menjadi handycap Everton, yang kurang percaya diri untuk merekayasa serangan melalui pola poligon dari garis ke garis untuk menyerang lebih tajam. 

Ini masih menjadi pekerjaan rumah manajer Lampard karena jaman telah berbeda ketika masa Wayne Rooney masih bekerja sebagai peledak dan mesin gol Everton di waktu silam. Apakah pekerjaan Lampard akan rampung sebelum tersalip degradasi? Who knows?

Dan Pep Guardiola yang mulai menjadi pemaaf bagi diri sendiri harus mulai menghadapi kenyataan bahwa waktunya penguasaan bola ManCity bisa jadi sudah mendekati obsolet ketika di gebrak Everton dan sebelumnya dihantam oleh Spurs. 

Bahkan Pep sempat berucap ketika menandai hadiah pembatalan penalti untuk Everton setelah Rodri menahan bola dengan lengannya. "Mungkin wasit memiliki pertimbangan lain dengan melihat bahwa Richarlison berada dalam posisi offside" celetuk pelatih pelontos tersebut.

Apakah ini pertanda bahwa The Citizen menyadari bahwa sudah waktunya memberikan jalan kampiun Permier League kali ini kepada I Love Youpool Liverpool?  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun